Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satwa Langka Diselundupkan ke Luar Negeri Menggunakan Tas Sekolah

Kompas.com - 17/10/2016, 14:25 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Petugas Badan Karantina Pertanian mengungkap modus baru penyelundupan satwa langka melalui Bandara Soekarno-Hatta ke luar negeri menggunakan jasa kiriman pos. Untuk mengelabui petugas, penyelundup memasukkan satwa langka ke dalam tas sekolah, mainan anak-anak, loudspeaker, hingga koper.

"Berdasarkan data sejak bulan Juli sampai Oktober 2016, ditemukan 58 ekor ular, dua ekor kura-kura, dan seekor biawak dengan tujuan China, Australia, Filipina, dan Malaysia. Di antaranya ada jenis ular berbisa yang dapat membahayakan penerbangan bila dikirim seadanya dengan modus pakai tas sekolah begitu," kata Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini, melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Senin (17/10/2016).

Banun menjelaskan, modus ini ditempuh para penyelundup akibat semakin ketatnya pengawasan petugas di pintu masuk maupun keluar bandara. Setelah satwa langka yang diamankan selesai diidentifikasi, Banun memastikan sebagian besar dari mereka merupakan satwa yang dilindungi dan termasuk dalam Appendix II CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) atau terancam punah.

Selain menemukan satwa langka, petugas Badan Karantina Pertanian juga mengamankan 1,7 kilogram benih sayuran asal Incheon, Korea Selatan; 3,7 kilogram benih padi dari China; dan 25 batang bibit kurma asal Dubai.

Dari peristiwa ini, Banun memastikan pihaknya akan semakin memperketat pengawasan serta menjalin koordinasi dengan sejumlah instansi yang terkait dalam hal pengiriman dan penerimaan satwa.

Selain itu, Badan Karantina Pertanian juga telah membentuk Tim Pengawasan Anti Pungli dalam rangka menekan praktik pungli oleh oknum, sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

"Bagi masyarakat yang masih merasa kesulitan saat mengurus di kami, dapat menyampaikan keluhan melalui nomor call center kami di 081212000336," tutur Banun.

Kompas TV Petugas Gagalkan Penyelundupan Satwa Langka
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menteri KKP: Lahan 'Idle' 78.000 Hektare di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Menteri KKP: Lahan "Idle" 78.000 Hektare di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Nasional
Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Nasional
Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Nasional
Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Nasional
Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektar Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektar Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Nasional
Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Nasional
Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Nasional
Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Nasional
Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com