Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Minta Bantuan Polisi Pulangkan Jenazah Korban Pembunuhan Dimas Kanjeng

Kompas.com - 05/10/2016, 22:51 WIB
Ahmad Faisol

Penulis

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Keluarga Ismail Hidayat, pengikut Padepokan Dimas Kanjeng yang dibunuh dan mayatnya dibuang di Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo, meminta polisi untuk memulangkan jasadnya ke rumah korban di Situbondo, Jawa Timur.

"Jadi kami minta bantuan polisi untuk memulangkan jasad Ismail ke Situbondo. Ini permintaan istri Ismail, yakni Rasemjem," kata pengacara Rasemjem, Asman Afif Ramdani, di Polres Probolinggo, Rabu (5/10/216).

Asman mengatakan, Rasemjem awalnya tidak mengetahui dan tidak percaya bahwa jenazah tersebut adalah suaminya. Padahal, polisi menunjukkan sarung dan sidik jari dari KTP.

Muncullah nama Ismail Hidayat dalam penyidikan oleh polisi. Mayat Ismail yang dikubur di sebelah selatan RSUD Waluyo Jati Kraksaan diotopsi hingga diketahui bahwa itu adalah mayat Ismail.

"Rasemjem baru sadar dan mengakui kalau dia suaminya setelah Kanjeng ditangkap polisi. Dia sadar setelah kasus pembunuhan Gani terungkap dan Dimas Kanjeng menjadi otak pembunuhan," katanya.

Ismail adalah mantan pengikut Dimas Kanjeng. Dia dibunuh oleh orang Padepokan Dimas Kanjeng lantaran mengajak santri lain melawan kejanggalan padepokan.

Mantan Ketua Padepokan Dimas Kanjeng, Mishal Budianto, ditangkap polisi karena diduga terlibat kasus pembunuhan Ismail.

Setelah Ismail dibunuh, mantan Ketua Umum Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng, Abdul Gani, juga dibunuh dan mayatnya dibuang di Jawa Tengah.

Polisi menangkap pengasuh padepokan, yakni Taat Pribadi atau Dimas Kanjeng, dengan sangkaan menjadi otak pembunuhan atas kedua orang itu.

Kepala Polres Probolinggo AKBP Arman Asmara menyatakan siap membantu pemulangan jenazah Ismail. Saat ini, jenazah korban berada di Mapolda Jatim sejak polisi menyelidiki kematiannya.

"Saat mayatnya ditemukan di Tegalsiwalan, Ismail adalah Mr X. Setelah polisi melakukan otopsi, dia ternyata Ismail Hidayat, mantan pengikut Dimas Kanjeng," kata Arman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com