Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Kepentingan Pragmatis, Partai Lebih Terbuka Usung Calon Non Kader

Kompas.com - 26/09/2016, 06:58 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai politik saat ini dinilai lebih terbuka dalam mengusung figur calon kepala daerah yang bukan kader partai. Ini terlihat dari tak adanya figur berlatar kader partai yang diusung sebagai bakal calon gubernur dalam Pilkada DKI 2017, yakni petahana Basuki Tjahaja Purnama, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Anies Baswedan.

Calon gubernur yang diusung PDI-P, Hanura, Nasdem dan Golkar, Basuki alias Ahok, merupakan petahana yang tak memiliki partai. Ahok sebelumnya keluar dari Partai Gerindra.

Sementara, Agus yang diusung Partai Demokrat, PKB, PAN dan PPP juga bukan merupakan kader partai. Meski merupakan putra ketua umum partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Agus sejak awal memulai karirnya di TNI.

Adapun calon gubernur yang diusung Partai Gerindra dan PKS, Anies Baswedan, juga bukan merupakan kader kedua partai tersebut. Anies lebih dikenal di dunia pendidikan dan terakhir menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

(Baca: Tiga Cagub DKI Jakarta Non-Kader, Parpol Dilanda Krisis)

Peneliti Statesmanship & Political Campaign (PARA Syndicate) Fahri Huseinsyah mengatakan, partai politik saat ini memang lebih terbuka dengan tren publik terhadap figur tertentu untuk diusung sebagai calon kepala daerah.

"Memang dalam kandidasi sekarang itu partai fleksibel. Ini membuktikan kalau partai itu terbuka dengan tren publik terhadap figur tertentu," ujar Fahri ketika dihubungi di Jakarta, Minggu (25/9/2016).

Menurut Fahri, dimajukannya figur non partai merupakan strategi pragmatis untuk memperluas basis pemilih dan peluang menang. Kendati demikian, partai politik memiliki perhitungan untuk mengusung figur tersebut.

(Baca: SBY Sempat Menolak saat Agus Yudhoyono Diusulkan Jadi Cagub)

"Tentu tidak sembarang pilih. Parpol juga punya hitung-hitungan oleh karenanya berlangsung cukup lama dalam memutuskan," kata Fahri.

Selain itu, diusungnya figur non kader tersebut juga dinilai karena partai tidak mampu menyajikan kandidat yang sesuai dengan kriteria publik. Menurut Fahri, saat ini figur partai belum mampu menjawab tingginya ekspektasi dan kepercayaan publik untuk bisa mengatasi masalah.

"Ini juga untuk menutup ketidakmampuan parpol menyajikan kandidat sesuai kriteria publik," tambah Fahri.

Kompas TV 3 Pasang Cagub-Cawagub DKI 2017 Ini Cek Kesehatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com