Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dagang Pengaruh Marak Dinilai karena UU Tipikor Lemah

Kompas.com - 19/09/2016, 18:14 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyaknya pimpinan lembaga negara yang berani memperdagangkan pengaruh dinilai karena lemahnya Undang-undang Tindak Pidana Korupsi.

Menurut Koordinator Indonesian Corruption Watch (ICW), Adnan Topan Husodo, UU Tipikor saat ini tak mengatur jelas ihwal perdagangan pengaruh.

Memperdagangkan pengaruh diduga dilakukan oleh Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman. Sebelumnya ada nama Luthfi Hasan Ishaaq, mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, yang disebut memperdagangkan pengaruh dalam kasus dugaan suap impor sapi. 

 

"Dia punya pengaruh, dia pakai untuk kepentingan orang lain, entah itu teman, saudara, rekan bisnis setelah itu dia terima sesuatu. Nah trading of influence ini belum diatur," ujar Adnan usai Diskusi Berseri Madrasah Anti Korupsi Seri 11 di Jakarta, Senin (19/9/2016).

(Baca: KPK Tetapkan Irman Gusman sebagai Tersangka Dugaan Suap)

Saat ini, kata Adnan, UU Tipikor hanya membahas mengenai suap yang dilakukan oleh penyelenggara negara dan aparat penegak hukum.

Ini membuat banyak pimpinan lembaga negara berani memperdagangkan pengaruhnya untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

Pasalnya, perdagangan pengaruh yang dilakukan pimpinan lembaga negara tak dapat dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi.

"Pertanyaannya, kalau Irman tidak menerima Rp 100 juta bisa enggak ditangkap? Dalam kriminologi korupsi menurut UU Tipikor dia tidak korupsi. Tapi begitu terima Rp 100 juta itu baru dikategorikan suap. Karena yang difokuskan hanya suap," kata Adnan.

Menurut Adnan, kolusi dalam bentuk perdagangan pengaruh sebenarnya merupakan tindak kejahatan seperti yang diatur dalam Konvensi PBB Anti Korupsi.

Hanya, Indonesia terlambat menerapkan ini lantaran tak kunjung merevisi UU Tipikor.

"UU Tipikor kita kan sudah lawas, lahir 1999, direvisi terbatas tahun 2001. Sekarang sudah 2016. Dalam 15 tahun UU ini tidak berubah. Sampai hari ini kita tidak daptasi terhadap prinsip-prinsip pbb anti korupsi, kita abai," ujar Adnan.

Kompas TV KPK Geledah Gudang Milik Tersangka Suap Impor Gula
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com