Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Hukuman Mati Sering Digunakan untuk Meningkatkan Elektabilitas Pimpinan Negara"

Kompas.com - 08/09/2016, 17:24 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia Fakultas Hukum Universitas Indonesia (MaPPI FHUI) menilai, hukuman mati di Indonesia kerap digunakan sebagai alat politik untuk meningkatkan elektabilitas pimpinan negara.

Hal itu dikatakan Koordinator Reformasi Sistem Peradilan Pidana MaPPI FHUI, Anugerah Rizki Akbari, seusai diskusi 'Hukuman Mati VS Fair Trial di Indonesia' di Plaza indonesia, Jakarta, Kamis (8/9/2016).

"Hukuman mati sering dipakai hanya sebagai alat politik demi meningkatkan elektabilitas pimpinan negara," ujar Rizki.

Ia menjelaskan, penggunaan hukuman mati sebagai alat politik untuk memunculkan kesan bahwa negara tegas menindak dan memberantas kejahatan.

Padahal, kata Rizki, tak ada data empiris yang menunjukkan bahwa hukuman mati dapat menurunkan angka kejahatan.

Ia menyebutkan, kejahatan narkotika, yang terpidananya paling banyak divonis hukuman mati, justru meningkat pada Juni 2016 jika dibandingkan tahun 2015.

Berdasarkan data Direktorat IV Badan Resor Kriminal Polri per Juni 2016, tercatat ada 13.851 kasus penyalahgunaan narkoba.

Kejahatan ini meningkat 47,16 persen dari semester pertama 2015 yang hanya 9.412 kasus.

"Sebenarnya tidak ada data yang memperlihatkan bahwa hukuman mati berdampak pada menurunnya kejahatan," kata Rizki.

Selain itu, sistem peradilan di Indonesia juga dinilai belum mendukung penerapan hukuman mati.

Hal ini, kata Rizki, dibuktikan dengan banyaknya terpidana tidak diberikan kesempatan yang sama untuk memberi pembelaan.

"Karena banyak sekali hukuman mati dijatuhkan dalam sistem peradilan pidana yang tidak ideal. Tidak diberi kesempatan yang sama memberikan pembelaan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ambulans Disetop Karena Rombongan Jokowi Lewat, Istana Minta Maaf

Ambulans Disetop Karena Rombongan Jokowi Lewat, Istana Minta Maaf

Nasional
Mutasi Polri, Brigjen Helfi Assegaf Jadi Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim

Mutasi Polri, Brigjen Helfi Assegaf Jadi Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim

Nasional
Muhammadiyah Tak Menolak Izin Kelola Tambang, Masih Lakukan Kajian

Muhammadiyah Tak Menolak Izin Kelola Tambang, Masih Lakukan Kajian

Nasional
Kantor Presiden di IKN Bisa Digunakan Jokowi Pada Juli

Kantor Presiden di IKN Bisa Digunakan Jokowi Pada Juli

Nasional
Data di 282 Layanan Kementerian/Lembaga Hilang Imbas Peretasan PDN, Hanya 44 yang Punya 'Back Up'

Data di 282 Layanan Kementerian/Lembaga Hilang Imbas Peretasan PDN, Hanya 44 yang Punya "Back Up"

Nasional
Bansos Presiden Pun Dikorupsi, Negara Rugi Rp 125 M

Bansos Presiden Pun Dikorupsi, Negara Rugi Rp 125 M

Nasional
Saat PPATK Ungkap 1.000 Lebih Anggota Dewan Main Judi Online

Saat PPATK Ungkap 1.000 Lebih Anggota Dewan Main Judi Online

Nasional
Hari Ini, Emirsyah Satar Jalani Sidang Tuntutan Pengadaan Pesawat di Maskapai Garuda

Hari Ini, Emirsyah Satar Jalani Sidang Tuntutan Pengadaan Pesawat di Maskapai Garuda

Nasional
Hari Ini, Sosok yang Ancam 'Buldozer' Kemenkominfo Jalani Sidang Vonis Perkara BTS 4G

Hari Ini, Sosok yang Ancam "Buldozer" Kemenkominfo Jalani Sidang Vonis Perkara BTS 4G

Nasional
Pakar IT Sebut Pemblokiran Tak Efektif Tuntaskan Persoalan Judi Online

Pakar IT Sebut Pemblokiran Tak Efektif Tuntaskan Persoalan Judi Online

Nasional
Basmi Judi Online: Urgen Penindakan, Bukan Pencegahan

Basmi Judi Online: Urgen Penindakan, Bukan Pencegahan

Nasional
Ungkap Alasan Ingin Maju Pilkada Jakarta, Sudirman Said Mengaku Dapat Tawaran dari Sejumlah Partai

Ungkap Alasan Ingin Maju Pilkada Jakarta, Sudirman Said Mengaku Dapat Tawaran dari Sejumlah Partai

Nasional
Respons PDI-P, Nasdem, dan PKB Usai Duet Anies-Sohibul Iman Diumumkan

Respons PDI-P, Nasdem, dan PKB Usai Duet Anies-Sohibul Iman Diumumkan

Nasional
Sudirman Said Mengaku Ingin Maju Pilkada Jakarta Bukan untuk Jegal Anies

Sudirman Said Mengaku Ingin Maju Pilkada Jakarta Bukan untuk Jegal Anies

Nasional
Peretasan Data Bais TNI, Kekhawatiran Bocornya Hal Teknis dan Operasi

Peretasan Data Bais TNI, Kekhawatiran Bocornya Hal Teknis dan Operasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com