Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Megawati Tidak Dibela Jokowi soal "Petugas Partai"

Kompas.com - 06/09/2016, 21:28 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Pernyataan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) bahwa Joko Widodo adalah petugas partai, sudah lama berlalu.

Pernyataan itu terlontar pada Rabu, 14 Mei 2014 atau menjelang Pemilu Presiden. Akibat pernyataannya itu, Megawati mengaku, dibully oleh publik. Apalagi oleh pengguna internet.

Saat memberikan sambutan dalam pembukaan Sekolah Politik bagi calon kepala daerah di Resort Kinasih, Depok, Jawa Barat, Selasa (6/9/2016), Megawati kembali menyinggung momen itu.

"Waktu itu saya bilang petugas partai, langsung itu orang nge-bully, disebut penghinaanlah, opo yo?" ujar Megawati.

Maka, saat itu Megawati protes kepada Jokowi. Mega menganggap, Jokowi membiarkan dirinya dibully publik karena kalimat petugas partai itu dan Jokowi yang mengerti duduk persoalan tidak membelanya.

"Saya bilang ke Pak Jokowi, Dik, ngono kok enggak belain saya sih? Lah situ yang ngerekomendasi siapa toh?" ujar Megawati.

Megawati menegaskan, seluruh kader PDI-P yang telah menempati posisi strategis, baik di struktur partai atau di pemerintah, memang disebut sebagai petugas partai.

Sebab, posisi mereka merupakan amanah dari Kongres. Kongres merupakan mekanisme tertinggi pengambilan kebijakan partai politik berlambang banteng hitam tersebut.

"Saya ini juga petugas partai. Kongres partai yang menyuruh kita ini bertugas di mana. Kalian ini pun petugas partai. Awas loh kalau nanti enggak ngaku," ujar Megawati kepada para peserta sekolah.

(Baca: Megawati: Jokowi Petugas Partai yang Saya Perintah Jadi Capres)

Catatan pemberitaan, Megawati menyebut 'petugas partai' saat mengutarakan pesan bagi Joko Widodo yang telah ditunjuk sebagai bakal calon Presiden RI.

"Pak Jokowi, sampeyan tak jadikan capres, tapi anda adalah tugas partai yang harus menjalankan tugas partai," ujar Megawati di Kantor DPP PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Kompas TV PDI-P Gelar Sekolah untuk Calon Kepala Daerah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com