Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Tidak Menyangka Guru Itu Menelanjangi Cucu Saya lalu Menidurinya"

Kompas.com - 20/08/2016, 18:55 WIB
Defriatno Neke

Penulis

BAUBAU, KOMPAS.com — Bukannya menjadi panutan bagi warga di sekitarnya, guru agama yang satu ini malah menggauli seorang anak yang masih di bawah umur.

Guru agama yang dimaksud adalah Lao Ode Hardin (50), yang mengajar di Sekolah Dasar Wadiaborobo, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara.

Kebejatan sang guru agama itu diungkapkan kakek korban, Daeng Arifin, Sabtu (20/8/2016). Kejadian yang menimpa cucunya, AL (14), berlangsung pada Sabtu (13/8/2016).

AL kini mengalami trauma berat dengan selalu mengurung diri di dalam kamarnya.

"Kejadiannya Sabtu minggu lalu. Awalnya dia tidak mau cerita, kemudian saya mendesaknya," kata Arifin.

Akhirnya, sang cucu mengaku bahwa dia disuruh beli rokok sama guru pelaku itu.

"Kemudian guru itu membawa masuk cucu saya ke dalam rumahnya, menelanjanginya, dan menidurinya," kata Arifin.

Menurut Arifin, pada saat kejadian, sekitar pukul 21.00 Wita, korban belum pulang ke rumahnya di Kecamatan Wolio, Kota Baubau.

Arifin kemudian mencari korban hingga berteriak memanggil namanya di rumah sekitar, tetapi tak ada jawaban.

"Guru ini keluar dari rumahnya dan bilang tidak usah dicari, dia mungkin keluar sama teman-temannya. Saya pun langsung pulang ke rumah. Tetapi, ada tetangga yang melihat cucu saya keluar dari pintu belakang rumahnya guru ini," ujarnya.

Setelah cucunya tiba di rumah, Arifin bertanya kepada cucunya soal pergi ke mana saja. Sambil menangis, AL mengatakan bahwa ia baru saja dari rumah guru La Ode Hardin.

Rumah pelaku masih bertetangga dengan korban. Di dalam rumah, pakaiannya dilucuti dan dinodainya karena kebetulan istri pelaku sedang keluar daerah.

"Setelah dinodai, itu guru sempat kasih uang Rp 100.000, tetapi cucu saya tidak mau. Guru itu kemudian suruh cucu saya naik di loteng. Saat pelaku keluar temui saya, cucu saya berhasil keluar lewat pintu belakang," tutur Arifin.

Warga yang mengetahui perihal tersebut pada malam itu juga secara beramai-ramai bergeser ke rumah pelaku dan melakukan aksi perusakan.

Kaca jendela rumah pelaku hancur berantakan. Beruntung pelaku berhasil diselamatkan.

"Saya tidak menyangka guru itu menelanjangi cucu saya lalu menidurinya. Padahal, guru itu sering kasih uang kepada cucu saya. Saya pikir dia juga sayang sama cucu saya, padahal tidak. Saya berharap polisi kasih hukuman yang berat," ucapnya.

Kasat Reskrim Polresta Baubau AKP Panji Zulfikar Sidik membenarkan peristiwa tersebut dan pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap lima orang saksi.

Panji menambahkan, pelaku pencabulan tersebut dilakukan seorang oknum guru.

"Tersangka dijerat Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Tersangka terancam pidana penjara minimal lima tahun sampai 15 tahun," kata Panji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com