Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senyum "Kartini Kendeng" Membawa Kabar Baik ke Desa

Kompas.com - 03/08/2016, 17:23 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rasa lelah tampak di wajah para "kartini kendeng" setelah 10 hari berusaha meyakinkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa pembangunan pabrik semen di tempat mereka tinggal berdampak merusak lingkungan sekitar.

Usaha mereka tidak sia-sia. Sore ini beberapa minibus membawa mereka kembali ke kampung halaman sekaligus memberi kabar kepada warga desa bahwa Jokowi telah menerima mereka di Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/8/2016) sore.

Selain itu, pemerintah juga memutuskan akan melakukan kajian lingkungan hidup strategis di pegunungan Kendeng.

Keputusan itu, membuat para petani ini sedikit lebih lega. Karena setidaknya kekhawatiran mereka akan meninggalkan warisan tanah gersang untuk anak cucu bisa dikesampingkan sementara waktu.

(Baca: Jokowi Penuhi Tuntutan Petani Kendeng)

Siang ini, Kartini Kendeng menggelar konfrensi pers di kantor Lembaga Bantuan Hukum, di Jakarta Pusat. Kantor yang dijadikan tempat istriharat mereka selama di Jakarta.

Sebuah spanduk yang tidak terlalu besar menghiasi dinding ruangan. "Terima Kasih Pak Jokowi. Rakyat mu Nurani mu, Rakyat Bersama mu. Lestari Kendeng, Lestari Indonesia" kalimat di spanduk tersebut.

Kristian Erdianto Sembilan petani perempuan yang kerap disebut Kartini pegunungan Kendeng, kembali menggelar aksi protes dengan mengecor kaki mereka dengan semen, di seberang Istana Negara, Rabu (13/4/2016). Mereka menolak keberadaan pabrik semen di wilayah Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah, karena berdampak buruk pada kondisi lingkungan.

Jika biasanya konfrensi pers dibuka dengan pemaparan materi pembahasan. Hal berbeda justru dilakukan para Kartini Kendeng. 10 perempuan itu berdiri menghadap para peserta konfrensi pers.

Di belakang mereka ada dua orang yang memegang alat musik, ukulele dan acordion. Pelahan-lahan, dawai ukulele mengiringi suara parau para Kartini Kendeng merasuk ke sela-sela telinga.

"Lir ilir", sebuah tembang yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga menggaung di ruangan. Di pertengahan lagu, salah seorang dari mereka melangkah maju seraya membacakan sebuah puisi karya Kanggun Retno, Kepala Suku Kendeng.

"Gulo getih kelopo putihe, balunge getih nyawiji dadi siji niatan suci, merdekake ibu pertiwi," tutur Deni Yuliantini di sepotong bait puisi.

(Baca: Tuntutannya Dikabulkan Jokowi, Ini Komentar Pihak "Kartini Kendeng")

Diartikan ke dalam bahasa Indonesia, puisi itu mengatakan bahwa Merah darah ku, putih tulangku, menyatu dalam jiwa, berniat untuk tetap membela ibu pertiwi.

Seperti dikabarkan, Presiden Joko Widodo telah menerima para petani dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, yang berkali-kali melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa.

Para petani yang menamakan diri 'Kartini Kendeng' itu memprotes pembangunan pabrik semen di daerah mereka. Bahkan, saat protes, mereka sempat mengecor kaki dengan semen pada 12 hingga 13 April. Coran itu baru dilepas setelah Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki menemui mereka. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com