Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Urbanisasi, Mendagri Minta Pemda Buat Lapangan Kerja yang Lebih Menjanjikan

Kompas.com - 11/07/2016, 16:22 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menilai sempitnya lapangan pekerjaan di daerah masih menjadi persoalan utama bagi Ibu Kota. Hal ini pula yang menyebabkan jumlah penduduk Jakarta selalu melonjak pasca-Lebaran usai.

Warga daerah banyak berdatangan ke Jakarta dengan harapan mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang lebih baik.

"Kuncinya memang pada lapangan pekerjaan di daerah masih (bermasalah). Setiap daerah harus mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang bisa merangsang warganya untuk tidak keluar," ujar Tjahjo di Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin (11/7/2016).

Meskipun saat ini sudah ada peraturan daerah guna mengantisipasi masalah urbanisasi tersebut, pemerintah juga kesulitan dalam pengawasan.

(Baca: Ahok: Selama Enggak Ada Kawasan Kumuh, Urbanisasi Gampang Dikontrol)

"Pemerintah memang tidak bisa, 'kami keras menolak warga untuk datang atau tinggal di ibu kota negara', tetapi kan ada aturannya, mau kerjakah di sini, sudah ada kepastian kerja dan tempat tinggal? KTP nya bagaimana, surat pindahnya bagaimana, ini kan aturan-aturan yang diatur oleh perda masing-masing," kata dia.

"Memang sulit DKI untuk mengawasi ketat, tetapi kan mencoba mengawasi dengan baik supaya semua tidak bertumpuk di Jakarta," kata Tjahjo.

Menurut Tjahjo, saat ini warga yang tinggal di Jakarta kebanyakan berasal dari daerah.

"Sekarang hampir 80 persen penduduk Jakarta kalau musim mudik, 'hilang' semua, yang tidak merayakan Lebaran pun hilang semua," tutur dia.

(Baca: Rahasia Kulonprogo Menyetop Urbanisasi)

Mengantisipasi masalah tersebut, pemerintah pusat terus mendorong daerah untuk mengembangkan diri melalui cara berbagai cara, misalnya melalui investasi padat karya dan optimalisasi sektor pariwisata.

"Saat ini daerah memang sudah mulai terbuka," kata Tjahjo.

Selain itu, penggelontoran dana untuk pembangunan daerah juga dilakukan.

"Pemerintah pusat telah memfasilitasi pembangunan di sana (di daerah). Ada Rp 1.700 triliun dana APBN digelontorkan untuk daerah," kata dia.

Kompas TV Jakarta Masih Magnet Mengadu Nasib
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com