Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WNI yang Diculik di Sabah Diduga Berasal dari NTT

Kompas.com - 11/07/2016, 07:14 WIB

KUPANG, KOMPAS.com - Tiga WNI yang diculik kelompok bersenjata di Lahad Datu, Negara Bagian Sabah, Malaysia, diduga berasal dari Provinsi NTT.

Sepanjang 2016, sudah empat kali WNI berprofesi ABK kapal tunda dan kapal tongkang diculik di perairan di perbatasan Indonesia-Filipina, dan kini di perbatasan dengan Malaysia. 

"Saya baru terima informasinya tadi sore dan sekarang masih terus ditelusuri kebenaran dari informasi tersebut," kata Gubernur NTT Frans Lebu Raya, di Kupang, Minggu (10/7/2016) malam.

(Baca: "Hanya WNI Berpaspor yang Diculik yang Lain Dilepas")

Lebu Raya mengatakan, dari informasi yang diterimanya, ada tiga nama warga NTT yang tinggal di Nunukan, Kalimantan Utara, diculik kelompok bersenjata di Sabah.

Mereka diculik saat mencari ikan di perairan Malaysia.

Ketiga WNI itu adalah Theodorus Kopong, Emanuel, serta juragan kapalnya yang bernama Lorens Koten.

"Tetapi untuk lebih jelas, kami masih koordinasikan dengan imigrasi di NTT untuk mengetahui kebenaran dari tiga nama yang dilaporkan itu," ujar Lebu Raya.

Dia berharap, pembebasan WNI itu bisa dilakukan segera.

 "Karena kita juga tidak ingin warga NTT ditahan oleh kelompok-kelompok bersenjata di Malaysia. Dan kami juga mengharapkan jika memang benar warga kami yang ditangkap maka pemerintah pusat bisa membantu membebaskannya," kata dia. 

Komandan Korem 161/Wirasakti, di Kupang, Brigadir Jenderal TNI Heri Wiranto, ketika dikonfirmasi juga mengakui penculikan itu.

Namun, ia belum bisa memberikan informasi detil soal penculikan itu.

Kompas TV Ini Titik Lokasi Penyanderaan Tiga WNI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com