Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: Tak Hanya Terinspirasi, Teroris di Surabaya Berafiliasi dengan ISIS

Kompas.com - 14/06/2016, 22:26 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelompok teroris yang ditangkap di Surabaya beberapa waktu lalu disebut terinspirasi paham radikal kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, tak hanya terilhami ISIS, seluruh terduga teroris itu diduga kuat terafiliasi dengan kelompok militan itu.

"Memang ada afiliasi dengan Bahrun Naim dan Sibghotullah, mereka yang berkaitan dengan kelompok ISIS. Mereka dapat dikatakan terekrut oleh orang yang terafiliasi paham ISIS," ujar Boy di Mabes Polri, Selasa (14/6/2016) malam.

Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo alias Abu Rayyan alias Abu Aisyah disebut-sebut bertolak ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS usai bebas dari penjara dalam kasus kepemilikan peluru.

Sementara Sibgho ditahan otoritas Malaysia saat hendak berangkat ke Suriah. Boy mengatakan, kuat indikasi baahrun dan Sibgho berkontak langsung dengan orang-orang ISIS di Suriah.

Keduanya kemudian merekrut orang-orang Indonesia untuk bergabung dengan ISIS, antara lain PHP, BRN, S, dan FN. "Itulah dapat ditarik sebuah kesimpulan, kegiatan mereka tidak lepas dari paham ISIS di mana mereka mencoba merekrut kita," kata Boy.

Terlebih lagi beberapa di antara keempat orang itu diketahui menimba ilmu radikal dengan terpidana teroris semenjak berada di lembaga pemasyarakatan. Boy menduga, jaringan teroris terafiliasi ISIS tak hanya di Surabaya.

(Baca: Densus 88 Sita Bom Rakitan Siap Pakai di Rumah Terduga Teroris Surabaya)

Hingga saat ini, Polri masih terus melakukan pengembangan untuk melihat kemungkinan adanya kelompok serupa di daerah lain. "Yang terpenting bagi masyarakat tingkatkan kesiapsediaan. Kita hindari diri kita dan keluarga kita untum terkena pengaruh kelompok radikal seperti itu," kata dia.

Hingga kini belum diketahui asal senjata dan bahan-bahan peledak yang dikuasai para tersangka. Saat dilakukan penangkapan, Densus 88 menyita barang bukti berupa tiga bom aktif berdaya ledak tinggi, dua pucuk senjata api laras panjang, senjata api laras pendek, cairan kimia, sangkur, hingga ponsel.

Polisi menduga mereka berencana untuk melakukan bom bunuh diri di pusat keramaian dan menyerang petugas kepolisian. Menurut Boy, diperkirakan rencana penyerangan sudah disiapkan selama dua tahun sejak dua dari empat tersangka bebas dari kurungan penjara.

PHP pernah dipenjara karena terlibat kasus narkoba, sedangkan FN lantaran terlibat tindak kriminal. Menurut Boy, PHP dan FN mengenal dunia radikal semenjak ditahan di lembaga pemasyarakatan.

"Terpantau dari hasil proses perkenalan mereka, saat sama-sama dengan pelaku teror lain, terjadi semacam penyebarluasan radikalisme selama di lapas Porong," ujar Boy.

Berdasarkan pengakuan ketiganya, mereka berpedoman pada kelompok ISIS. Boy mengatakan, mereka kerap melihat cara ISIS menyebarkan ajarannya melalui media sosial dan tayangan video.

Bahkan, tersangka BRN bekerja untuk Salim Mubarak At Tamimi alias Abu Jandal, petinggi ISIS asal Malang.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Tito Karnavian memastikan terduga teroris yang ditangkap di Surabaya beberapa waktu lalu ada kaitannya dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). (Baca: Kepala BNPT Sebut Teroris Surabaya Ada Kaitannya dengan ISIS)

"Kasus terorisme ini ternyata bukan cuma masalah lokal saja. Tapi juga terkait dengan dinamika internasional," ujar Tito di Jakarta, Selasa (14/6/2016).

"Karena pada 21 Mei lalu, ada imbauan dari Jubirnya ISIS, Abu Muhammad Al Agnani agar melakukan serangan teror di bulan suci Ramadan," ucap dia.

Diberitakan sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap PHP, BRN, dan FN, Kamis (9/6/2016) di Surabaya, Jawa Timur. Sehari setelahnya giliran S yang ditangkap.

 

Kompas TV Teroris Berencana Teror Surabaya Kayak Thamrin?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com