Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BNPT Minta Waspadai Ancaman Terorisme Gelombang Kedua

Kompas.com - 14/06/2016, 14:59 WIB

KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Tito Karnavian mengatakan, saat ini Indonesia sedang menghadapi ancaman terorisme baru pascamelemahnya jaringan Al-Qaeda.

Menurut Tito, ancaman terorisme baru itu disebut sebagai "Gelombang Kedua".

"Ancaman terorisme dan radikalisme di Indonesia belum selesai, kini muncul lagi ancaman dari ISIS yang merupakan jaringan internasional lebih besar," kata Tito saat ditemui dalam sebuah acara di Jakarta, Selasa (14/6/2016).

Dia menjelaskan, ancaman gelombang pertama pertama kali muncul pada tahun 1999 dan mereda pada tahun 2009 saat Densus 88 berhasil menyergap dr Azahari Husin di Batu, Jawa Timur.

Kondisi keamanan Indonesia setelah peristiwa penyergapan tersebut kemudian membaik. Ini terbukti dari tahun 2009 hingga 2013 tidak ada pergerakan atau aktivitas terorisme yang merebak.

Akan tetapi, karena adanya deklarasi Negara Islam Irak-Suriah atau ISIS di kawasan Timur Tengah memunculkan gelombang baru yang justru lebih besar karena melibatkan banyak warga negara asing yang turut bergabung dengan kelompok tersebut.

"Contohnya peristiwa bom Sarinah (bulan) Januari kemarin, itu didanai langsung dari ISIS. Bahkan ada peneliti asing yang menyebut Indonesia sebagai 'second front', peperangan melawan terorisme setelah Afghanistan," tutur Tito.

Sehubungan dengan upaya mencegah radikalisme dan terorisme di Indonesia, BNPT turut mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam langkah positif tersebut.

Salah satunya dengan menyelenggarakan kegiatan bertema "Pelatihan Duta Damai Dunia Maya" yang dihadiri 117 penggiat dunia maya dan blogger dari regional Jakarta dan sekitarnya pada tanggal 14-16 Juni 2016.

Tito menjelaskan, kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya penanggulangan terorisme melalui media dunia maya dengan mengajak kaum muda untuk berperan langsung dalam menangkal radikalisme.

"Penggunaan internet oleh jaringan terorisme cukup intens penyebarannya, ini agak sulit untuk dideteksi. Maka caranya adalah dengan melawan melalui kemampuan adik-adik yang 'melek' teknologi ini sebagai penangkalnya," ucap Tito.

Dia menilai, dengan keterbatasan pemerintah tersebut maka perlu dilakukan kerja sama dengan semua pemangku kepentingan.

"BNPT bisa jadi pemimpinnya dalam upaya besar ini, dan kita akan usaha bersama agar terorisme bisa ditekan," ujar Tito. (Roy Rosa Bachtiar/ant)

Kompas TV Teroris Berencana Teror Surabaya Kayak Thamrin?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Anak SYL Minta Uang ke Pejabat Kementan | DPR dan Pemerintah Diam-diam Revisi UU MK

[POPULER NASIONAL] Anak SYL Minta Uang ke Pejabat Kementan | DPR dan Pemerintah Diam-diam Revisi UU MK

Nasional
Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Nasional
Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Nasional
Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Nasional
Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com