JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli mengaku rela jika anggaran di kementerian yang dia pimpin dipangkas pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016.
Hal itu disampaikannya saat mengikuti Rapat Kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (13/6/2016).
"Kementerian saya ini yang paling besar pemotongannya dibandingkan kementerian lain, tapi enggak apa-apa, saya rela dan siap kalau harus dipotong," ujar Rizal yang langsung disambut tawa peserta rapat saat mengikuti Rapat Kerja bersama Banggar DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/6/2016).
(Baca: Politisi Golkar: Kredibilitas Jokowi Bisa Jatuh jika Terus Pangkas Dana Anggaran)
Anggaran Kemenko Kemaritiman mengalami pemangkasan sebanyak Rp 85 miliar. Sehingga anggaran yang diajukan di APBN-P 2016 menjadi Rp 414 miliar.
Pemotongan itu pun akhirnya langsung disetujui Banggar DPR. Rizal menambahkan di sepanjang tahun ini, Kemenko Kemaritiman telah menjalankan sejumlah program penting yang akan tetap dipertahankan meski mengalami pemangkasan anggaran.
"Beberapa program penting yang telah dilakukan adalah memberangkatkan anak-anak muda dalam program yang meningkatkan kecintaan kepada maritim, itu keliling laut dengan kapal, dan evaluasinya positif," ujar dia.
Disamping itu Rizal mengatakan Kemenko Kemaritiman akan terus melakukan koordinasi dan pengendalian dengan mitra kerjanya di kementerian terkait.
"Jadi meskipun anggaran berkurang kami tetap akan mengoptimalkan yang ada untuk mencapai target kinerja. Karena Indonesia saat ini bertekad untuk menjadi negara poros maritim," lanjut dia.
(Baca: Komisi II: APBN-P 2016 Paling Aneh)
Seperti diketahui, beberapa kementerian dan lembaga diusulkan untuk mengalami pemotongan anggaran. Pemotongan itu sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2016 tentang langkah-langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) mencapai Rp 50 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 sebesar Rp 2.095,7 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.