Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsisten Jadi Oposisi, Gerindra Bisa Raih Simpati pada Pemilu

Kompas.com - 19/05/2016, 06:16 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai pendukung pemerintah kian gemuk dengan kehadiran Partai Golkar. Hanya Partai Gerindra yang masih teguh memposisikan diri.

Namun, dengan posisi itu, Gerindra bukan tidak mungkin justru akan mendapat simpati besar dari masyarakat Indonesia dalam pemilu mendatang. Hal ini diungkapkan Peneliti dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Ardian Sopa.

Menurut Ardian, Partai Gerindra bisa berkaca pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Di era pemerintahan SBY, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu konsisten menjadi oposisi hingga akhirnya meraih hasil mutlak pada pilpres 2014.

"PDI-P dulu konsisten untuk menjadi oposisi. Buahnya ada di pemilu 2014 lalu. Gerindra kalau konsisten bisa jadi memetik buah yang sama," ujar Adrian di kantor LSI, Jakarta Timur, Rabu (18/5/2016).

(Baca: Resmi, Golkar Nyatakan Keluar dari KMP)

Dia berpendapat, saat ini masih banyak masyarakat serta simpatisan yang berharap bahwa partai pimpinan Prabowo Subianto ini tetap menjadi oposisi. Terlebih sejak kemunculannya, Partai Gerindra tegas bersikap ingin menjadi oposisi pemerintahan Jokowi-JK.

Sikap inilah yang harus terus dijaga dengan konsiten. Dengan demikian, masyarakat akan melihat jati diri Partai Gerindra sebenarnya.

"Republik ini yang penting sebenarnya kan, pertama adalah jati diri. Jangan sampai gerindra sudah jadi oposisi tapi nantinya malah dukung pemerintah, itu malah memperburuk kondisi," kata Ardian.

(Baca: Gerindra: KMP Kepanjangannya Sekarang "Kenangan Masa Pilpres")

Partai Golkar sebelumnya memutuskan keluar dari KMP, koalisi bentukan pada masa Pemilihan Presiden 2014. Keputusan itu diambil saat sidang paripurna Munaslub Golkar, Senin (16/5/2016) malam.

Sebelum Golkar, dua parpol lain, yakni PAN dan PPP, sudah lebih dulu menyatakan mendukung pemerintahan Jokowi-JK. Dengan demikian, hanya Gerindra dan PKS yang berada di dalam KMP. Adapun Demokrat memilih sebagai parpol penyeimbang.

Kompas TV Golkar Resmi Tinggalkan KMP
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Nasional
Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Nasional
Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

Nasional
Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Nasional
PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

Nasional
Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Nasional
PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi 'Online' Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi "Online" Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

Nasional
KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

Nasional
KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

Nasional
Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, 'Jer Basuki Mawa Bea'

Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, "Jer Basuki Mawa Bea"

Nasional
KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

Nasional
PKS Usung Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta, Wasekjen PKB: Blunder...

PKS Usung Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta, Wasekjen PKB: Blunder...

Nasional
DPR Desak PPATK Bongkar Pihak Eksekutif-Yudikatif yang Main Judi 'Online'

DPR Desak PPATK Bongkar Pihak Eksekutif-Yudikatif yang Main Judi "Online"

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Dorong Hilirisasi Rempah Nasional

Wapres Ma'ruf Amin Dorong Hilirisasi Rempah Nasional

Nasional
Ketum KIM Segera Gelar Pertemuan Bahas Pilkada 2024

Ketum KIM Segera Gelar Pertemuan Bahas Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com