Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Geneva, Kepala BNPT Sebut Perlunya Pendekatan Komprehensif untuk Cegah Ekstremisme

Kompas.com - 09/04/2016, 07:43 WIB

Tim Redaksi

GENEVA, KOMPAS - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Tito Karnavian dan Deputi BNPT Bidang Kerja Sama Internasional Irjen Dr Petrus Reinhard Golose menghadiri KTT dalam Pencegahan Ekstremisme dengan Kekerasan di Markas PBB Geneva, Swiss, Jumat (8/4/2016).

Konferensi di Geneva ini dibuka dan dipimpin langsung Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon. KTT dihadiri para pejabat setingkat menteri dari hampir semua negara anggota PBB.

Ban Ki-Moon dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya seluruh negara di dunia melakukan aksi bersama di tingkat nasional, regional dan internasional untuk memerangi ancaman penyebaran ekstrimisme dengan kekerasan yang dinilai sebagai akar permasalahan terorisme.

Sekjen PBB menyebut lima hal utama yang harus dilakukan yaitu pertama, pentingnya upaya pencegahan ekstremisme dengan kekerasan; kedua, perlunya kepemilikan nasional terhadap Rencana Aksi Sekjen PBB mengenai Pencegahan Ekstremisme dengan Kekerasan melalui tindak lanjut Rencana Aksi Nasional; ketiga, pentingnya peningkatan kerja sama internasional dalam pencegahan ekstremisme dengan kekerasan.

Langkah keempat adalah menegaskan kesiapan PBB untuk membantu negara-negara dalam pencegahan violent extremism; serta kelima, mengimbau negara-negara anggota PBB untuk bersatu dan bertindak dalam pencegahan ekstremisme dengan kekerasan tersebut.

Pendekatan komprehensif

Kepala BNPT Komjen Tito Karnavian dalam sesi pertama Konferensi Geneva itu menyampaikan pandangan Indonesia.

Tito menegaskan dukungan Indonesia terhadap rencana aksi Sekjen PBB dan berbagi pengalaman Indonesia dalam upaya pencegahan ekstremisme dengan kekekerasan.

“Indonesia mendukung pendekatan yang komprehensif dan upaya bersama untuk menghancurkan kelompok teroris di daerah operasi mereka, meningkatkan ketahanan masyarakat dari ancaman ekstremisme dengan kekerasan, serta melibatkan masyarakat madani dalam upaya pencegahan ekstrimisme dengan kekerasan,” kata Tito Karnavian lewat pesan singkatnya yang diterima Kompas, Sabtu (9/4/2016) pagi.

KTT ini diawali konferensi tingkat pejabat tinggi yang dihadiri Deputi Kerja Sama Internasional BNPT Inspektur Jenderal Polisi Dr Petrus R Golose.

“Delegasi Indonesia menyampaikan intervensi dalam keempat sesi yang membagi secara tematik isu-isu pencegahan ekstremisme dengan kekerasan,” kata Petrus juga lewat pesan singkatnya kepada Kompas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com