Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BNPT Nyatakan Densus 88 Masih Dibutuhkan

Kompas.com - 31/03/2016, 21:18 WIB
Kontributor Surakarta, Michael Hangga Wismabrata

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan bahwa keberadaan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri masih dibutuhkan untuk memerangi terorisme di Indonesia.

Hal itu disampaikan Tito di tengah isu permintaan untuk membubarkan Densus 88 terkait kematian Siyono, warga Klaten yang diduga meninggal saat ditangkap Densus 88 beberapa waktu lalu.

Sejumlah pihak menilai bahwa perlakuan anggota Densus 88 arogan dan membahayakan keselamatan warga yang statusnya masih terduga teroris.

Saat menghadiri acara diskusi pencegahan paham radikal terorisme dan ISIS di kalangan Imam Masjid dan Dai Muda se-Jawa Tengah di Solo, Jawa Tengah, Kamis (31/3/2016), Tito menyatakan bahwa negara masih memerlukan badan dan satuan pemberantas terorisme.

"Densus 88 dan BNPT masih dibutuhkan masyarakat Indonesia untuk melindungi dari aksi terorisme dan tidak ada dukungan atau bantuan dana dari luar negeri, yang ada hanya pelatihan," kata Tito kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Kamis (31/3/2016).

Mantan Kepala Densus 88 tersebut menambahkan bahwa detasemen itu masih terus bekerja keras dalam mengungkap sejumlah kasus terorisme.

Dalam dialog tersebut, mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Hasyim Muzadi menyoroti peran media massa dalam penyiaran aksi penggerebekan teroris.

"Saya menyarankan supaya proses pencarian, penggrebekan, itu tidak perlu diekspose karena diekspose itu untuk apa?" kata Hasyim.

Menurut Hasyim, penanganan terorisme di Indonesia seharusnya dilakukan sejalan dengan budaya Indonesia. Pendekatan yang dilakukan diarahkan pada cara-cara yang manusiawi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com