Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengguna Twitter di Jakarta Tertinggi Sedunia, Parpol Diimbau Lakukan Pemanfaatan

Kompas.com - 30/03/2016, 20:01 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Media sosial disebut menjadi sangat efektif sebagai media kampanye partai. Terlebih lagi, media sosial mampu menjangkau banyak pemilih pemula.

Koordinator Jokowi-Ahok Sosial Media Volunteer (Jasmev), Kartika Djumadi, menyebutkan, 90 persen warga DKI Jakarta menggunakan media sosial Twitter.

Angka tersebut bahkan membuat Jakarta menjadi kota yang paling "berkicau" di seluruh dunia.

Tingginya angka pengguna media sosial di Indonesia, menurut dia, seharusnya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh partai politik sebagai salah satu media kampanye.

"Social media efek viralnya tinggi sekali," ujar Kartika dalam acara peluncuran riset bertajuk "Partai Politik Paling Berpengaruh di Media Sosial" di Jakarta, Rabu (30/3/2016).

"Informasi kalau kita post di socmed, kalaupun followers kita sedikit, tapi (kontennya) menarik, bisa menjangkau banyak audience," kata dia.

Dari media sosial, umpan balik (feedback) masyarakat dapat dilihat, baik itu positif maupun negatif. Kalaupun ada komentar sentimen dari publik, kata Kartika, maka hal itu dapat menjadi bahan masukan bagi parpol.

Parpol juga membutuhkan admin akun yang aktif dalam mengelola akun media sosial tersebut. Ini termasuk untuk membalas komentar yang ada.

Kartika pun mencontohkan akun TNI Angkatan Laut yang memiliki admin sangat aktif (Baca: "Perang" di Twitter, TNI AU Merasa Perlu Beri Penjelasan kepada Ratna Sarumpaet)

Tak hanya memberikan informasi, pengelola akun juga membalas komentar-komentar publik yang masuk dengan informasi yang bermanfaat.

"Kalau mencermati admin TNI AU, itu adminnya keren banget. Setiap tweet dia reply (balas) dengan statement yang seru," tuturnya.

Kartika menilai, saat ini sejumlah partai telah mengelola media sosialnya dengan baik. Misalnya Partai Gerindra, yang memang memiliki cyber team yang baik dan dipersiapkan secara khusus, begitu pula dengan Partai Perindo dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Namun, beberapa partai dinilai belum cukup memanfaatkan fungsi media sosial dan tertinggal dengan partai yang mengelola media sosialnya dengan baik.

"Yang agak tertinggal kayaknya PDI-P. Cuma, banyak tokohnya yang sudah populer," kata Kartika.

Pada kesempatan yang sama, Ketua DPP PDI-P Andreas Hugo Pareira mengakui hal tersebut. Menurut dia, media sosial PDI-P saat ini relatif belum terorganisasi dengan baik dan belum menyiapkan infrastruktur media sosial yang terencana.

Andreas mengatakan, PDI-P sempat beberapa kali merencanakan pengelolaan media sosial yang lebih terkonsep. Namun, hingga kini, rencana itu belum terealisasi.

Andreas berjanji, dalam waktu dekat, ia akan meneruskan pembicaraan tersebut dengan partai.

"Saya kira, dalam waktu dekat, PDI-P akan punya media sosial yang lebih terencana," ujar Andreas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com