Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Organisasi Kampus Cenderung Dikuasai Fundamentalis

Kompas.com - 30/03/2016, 08:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Perguruan tinggi semestinya lebih waspada dan mengintegrasikan nilai bela negara pada pendidikan tinggi. Mahasiswa, baik di perguruan tinggi keagamaan dan perguruan tinggi umum, rentan terhadap rekrutmen gerakan radikal.

Organisasi kampus pun saat ini tak lagi dikuasai aktivis dari organisasi arus utama seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, atau Himpunan Mahasiswa Islam, tetapi cenderung dikuasai fundamentalis.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan Pelatihan Kementerian Agama Prof Abdul Rahman Mas'ud, Selasa (29/3/2016), di Jakarta, memaparkan, dalam disertasi mahasiswanya diketahui kerentanan dan pola rekrutmen mahasiswa untuk gerakan radikal.

Hal ini disampaikan dalam seminar Pertahanan dan Bela Negara yang diselenggarakan Universitas Pertahanan di Kementerian Pertahanan, Jakarta.

Hadir sebagai pembicara kunci Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. Pembicara lain adalah Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir dan tenaga profesional Lemhannas, Mayjen (Purn) Abdul Wahab Mokodongan.

Dalam riset 2009, kata Mas'ud, metode rekrutmen terdiri dari aktivis keagamaan yang menjadi ikon penggerak, metode untuk menjaga kekhilafahan, dan metode dakwah dan jihad. Rekrutmen menjadi mudah karena ada pemahaman keagamaan yang kaku dan kerap salah paham.

Menristek dan Dikti menambahkan, Asistensi Agama Islam (AAI) sering dibelokkan sehingga ideologi Pancasila semakin ditinggalkan dan radikalisme menguat.

"Tolong diawasi betul sebab AAI ini kerap dibelokkan. Lebih kacau lagi jika dosen agama memberikan nilai lebih untuk mahasiswa yang ikut AAI tetapi tidak bertanggung jawab jika ada informasi asimetris," ujar Nasir.

Mengingat mahasiswa adalah teladan dan bela negara adalah hak serta kewajiban warga negara, kata Rektor Unhan Letnan Jenderal I Wayan Midhio, sewajarnya jika bela negara masuk dalam kurikulum pendidikan tinggi.

Pendidikan tinggi, kata Ryamizard, semestinya membentuk karakter mahasiswa menjadi orang yang pandai merasa, bukan menjadi orang yang merasa pandai.

Salah satu cara adalah mengembalikan ideologi Pancasila sebagai pegangan hidup warga negara, termasuk mahasiswa. (Nina Susilo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Bandingkan Kualitas Udara Berbagai Kota Dunia, Jakarta Paling Buruk

Jokowi Bandingkan Kualitas Udara Berbagai Kota Dunia, Jakarta Paling Buruk

Nasional
Amien Rais Datangi Kompleks Parlemen, Silaturahim Kebangsaan dengan Pimpinan MPR

Amien Rais Datangi Kompleks Parlemen, Silaturahim Kebangsaan dengan Pimpinan MPR

Nasional
Hadir di Sidang SYL, Ahmad Sahroni Diminta Surya Paloh Ungkap yang Diketahui

Hadir di Sidang SYL, Ahmad Sahroni Diminta Surya Paloh Ungkap yang Diketahui

Nasional
KPK Sentil Komisi Kejaksaan: Enggak Perlu Masuk 'Pekarangan' Lembaga Lain

KPK Sentil Komisi Kejaksaan: Enggak Perlu Masuk "Pekarangan" Lembaga Lain

Nasional
Komnas Perempuan Desak DKPP Sanksi Tegas Komisioner KPU yang Terlibat Pelecehan Seksual

Komnas Perempuan Desak DKPP Sanksi Tegas Komisioner KPU yang Terlibat Pelecehan Seksual

Nasional
Jokowi Akan Berkantor di IKN Awal Juli, Masih Nunggu Ketersediaan Air

Jokowi Akan Berkantor di IKN Awal Juli, Masih Nunggu Ketersediaan Air

Nasional
Soal Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Respons Jokowi, Gibran, dan Bobby Nasution

Soal Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Respons Jokowi, Gibran, dan Bobby Nasution

Nasional
Jokowi Bandingkan Kualitas Udara: Jakarta 176, IKN Pasti Sekitar 20

Jokowi Bandingkan Kualitas Udara: Jakarta 176, IKN Pasti Sekitar 20

Nasional
Bhayangkari Polri Gelar Kemala Run 2024 di BSD, Ada Kategori Anak dan Penyandang Disabilitas

Bhayangkari Polri Gelar Kemala Run 2024 di BSD, Ada Kategori Anak dan Penyandang Disabilitas

Nasional
Soal Izin Tambang Ormas, Jokowi: Badan Usahanya yang Diberikan, Persyaratannya Ketat

Soal Izin Tambang Ormas, Jokowi: Badan Usahanya yang Diberikan, Persyaratannya Ketat

Nasional
DPR Dukung Haji Tanpa Visa Resmi Diharamkan

DPR Dukung Haji Tanpa Visa Resmi Diharamkan

Nasional
Jokowi Tak Khawatir Mundurnya Kepala Otorita Ganggu Investasi Asing di IKN

Jokowi Tak Khawatir Mundurnya Kepala Otorita Ganggu Investasi Asing di IKN

Nasional
Respons PBNU, Muhammadiyah, PGI, dan PHDI soal Izin Kelola Tambang untuk Ormas

Respons PBNU, Muhammadiyah, PGI, dan PHDI soal Izin Kelola Tambang untuk Ormas

Nasional
Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Jokowi: Karena Alasan Pribadi

Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Jokowi: Karena Alasan Pribadi

Nasional
Jokowi Resmikan Pembangunan Kantor BTN di IKN

Jokowi Resmikan Pembangunan Kantor BTN di IKN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com