Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahyudin: Saya Tidak Punya Duit kalau Harus Politik Uang di Munas

Kompas.com - 18/02/2016, 18:37 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Golkar, Mahyudin, yang telah mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum Golkar, memastikan dirinya tidak melakukan praktik politik uang dalam menghadapi Musyawarah Nasional Partai Golkar yang akan segera digelar.

Hal tersebut disampaikan Mahyudin menanggapi pernyataan Nurdin Halid yang menyebutkan ada salah seorang calon ketua umum Partai Golkar yang menjanjikan 10.000 dollar Singapura agar mendapat surat dukungan dari Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II (kabupaten/kota) Golkar.

"Saya berharap tidak ada kejadian seperti itu dalam munas. Saya tidak punya duit kalau seperti itu. Kalau saya soal menjual pikiran konsep visi dan misi. Saya tidak harus merendahkan diri saya seperti itu," kata Mahyudin saat dihubungi, Kamis (18/2/2016).

(Baca: Nurdin: DPD II Golkar Dijanjikan 10.000 Dollar Singapura untuk Beri Surat Dukungan)

Mahyudin mengaku sejauh ini belum mendengar ada dugaan politik uang dalam Munas Golkar. Namun, dia menilai sebaiknya masalah ini jangan dibawa ke ranah publik. Terlebih lagi, belum ada bukti yang menunjukkan politik uang itu.

Nurdin sendiri belum berani menyebut siapa pengurus DPD II dan caketum Golkar yang dimaksud.

"Harusnya jadi catatan dan diselidiki. Perlu selidiki secara hukum. Kalau di Golkar kan banyak pejabat, kalau dia diberikan 10.000 dollar apakah masuk gratifikasi?" ucap Ketua DPP hasil Munas Riau ini.

Mahyudin mengaku sudah mendengar pertemuan yang digelar DPD I Golkar untuk menyikapi dugaan politik uang ini. Namun, dia menegaskan bahwa itu bukan rapat resmi partai yang diatur dalam AD/ART Partai Golkar.

(Baca: Bambang Soesatyo: Uang dari Mana? Mending Sumbang Masjid dan Anak Yatim)

"Mereka membuat kesepakatan di internal mereka, bukan produk hukum partai dan saya kira enggak perlu ditanggapi serius, ambil saja kalau itu baik, kalau tidak enggak usah," ucap Mahyudin.

Ketua DPD I Partai Golkar sebelumnya berkumpul di kediaman Nurdin Halid selaku Plt Ketua DPD I Partai Golkar Sumatera Utara, Rabu (17/2/2016). Menurut Nurdin, pertemuan tersebut digelar karena ada dugaan politik uang yang dilakukan caketum Golkar.

Hal tersebut diketahui dari pengakuan seorang pengurus DPD II yang ditawarkan 10.000 dollar Singapura atau sekitar Rp 95 juta.

Dalam pertemuan tersebut disepakati para calon ketua umum dipersilakan melaksanakan silaturahim atau penyampaian visi misinya kepada DPD II Golkar se-Indonesia, tetapi harus di bawah kendali dan koordinasi DPD I Golkar.

Apabila ada DPD II Golkar yang melakukan komunikasi dengan caketum tanpa sepengetahuan DPD I Golkar, DPD I Golkar diwajibkan melakukan tindakan organisasi sesuai AD/ART.

Selain itu, DPD I dan II Golkar dalam menerima sosialisasi dari caketum tidak dibenarkan membuat atau memberikan surat dukungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Nasional
PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi 'Online'

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi "Online"

Nasional
4 Bandar Besar Judi 'Online' di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

4 Bandar Besar Judi "Online" di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

Nasional
Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Nasional
Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Nasional
Ketua RT di Kasus 'Vina Cirebon' Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Ketua RT di Kasus "Vina Cirebon" Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Nasional
Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Nasional
PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

Nasional
Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Nasional
Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Nasional
Sebut Anggaran Pushidrosal Kecil, Luhut: Kalau Gini, Pemetaan Baru Selesai 120 Tahun

Sebut Anggaran Pushidrosal Kecil, Luhut: Kalau Gini, Pemetaan Baru Selesai 120 Tahun

Nasional
Kasus Korupsi Pembelian Truk Basarnas, KPK Sebut Negara Rugi Rp 20,4 Miliar

Kasus Korupsi Pembelian Truk Basarnas, KPK Sebut Negara Rugi Rp 20,4 Miliar

Nasional
PDI-P Sebut Hasto Masih Pimpin Rapat Internal Persiapan Pilkada 2024

PDI-P Sebut Hasto Masih Pimpin Rapat Internal Persiapan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com