Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beri Somasi PDI-P, Nasdem Siap Hadapi Konsekuensi Politik

Kompas.com - 22/01/2016, 11:21 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Fraksi Partai Nasdem di DPR menyadari somasi yang dilayangkan kepada pimpinan Fraksi PDI Perjuangan bisa menimbulkan renggangnya hubungan kedua parpol pendukung pemerintah itu.

Kendati demikian, Nasdem mengaku siap menghadapi konsekuensi politik atas somasinya terhadap PDI-P tersebut.

"Kami sepenuhnya menyadari implikasi dan tegar dengan konsekuensi politiknya," kata Wakil Ketua Fraksi Nasdem Johnny G Platte saat dihubungi Kompas.com, Jumat (22/1/2016).

Surat somasi itu dilayangkan Fraksi Nasdem ke pimpinan Fraksi PDI-P pada 21 Januari kemarin. (Baca: Tak Terima Sikap Masinton Pasaribu, F-Nasdem Somasi PDI-P)

Dalam surat tersebut, Nasdem mengaku keberatan dengan sikap anggota F-PDI-P Masinton Pasaribu dalam rapat Komisi III pada 20 Januari.

Saat itu, Masinton mengingatkan Jaksa Agung Prasetyo bahwa ada pertarungan antar-geng dalam kasus Freeport dan ada pertarungan antara Surya Paloh dan Hari Tanoesoedibjo dalam kasus Mobile 8.

Nasdem meminta PDI-P menegur Masinton dan memberinya waktu 3 x 24 jam sejak surat itu diterima untuk meminta maaf di media.

"Kami menunggu respons dari PDI-P. Kami juga menanyakan apakah sikap Masinton tersebut merupakan sikap fraksi atau pendapat pribadinya," ucap Johnny.

Johnny mengaku, pihaknya menghormati hak bicara anggota DPR yang diatur dalam Undang-Undang tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD.

Namun, bukan berarti hak tersebut membuat anggota DPR menyampaikan fitnah.

"Terlalu dini untuk mengambil sikap politik pada saat ini. Namun, kami tidak akan ragu dengan sikap dan konsekuensi politik yang perlu kami lakukan demi martabat baik partai maupun pimpinan partai kami," ucap Johnny.

Masinton sebelumnya mengaku telah menerima surat keberatan yang dilayangkan Fraksi Partai Nasdem. (Baca: Masinton Pastikan Tak Akan Minta Maaf ke Nasdem)

Meski demikian, dia menegaskan tak akan meminta maaf kepada Nasdem atas pernyataan yang dia lontarkan.

"Saya tidak akan menyampaikan permohonan maaf apa pun karena itu prinsip yang dijamin UU," kata Masinton saat dihubungi, Kamis (21/1/2016). (Baca: Masinton Tolak Minta Maaf, Nasdem Akan Tempuh Jalur Hukum)

Menurut dia, apa yang disampaikan saat RDP kemarin hanya bersifat normatif. Bahkan, menurut dia, Nasdem seharusnya menghargai perbedaan pendapat yang dia sampaikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com