JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah lengser dari jabatan Ketua DPR dan ditunjuk sebagai Ketua Fraksi Golkar, Setya Novanto langsung tancap gas untuk mengamankan posisi.
Rotasi besar-besaran terhadap anggota fraksi pun dilakukan. Namun, perombakan ini diyakini tak lebih dari sekadar manuver politik Novanto pada masa transisi Partai Golkar.
Berdasarkan Surat Keputusan Nomor: SJ00708/FPG/DPRRI/I/2016 tertanggal 21 Januari 2016 itu, setidaknya ada 23 anggota Fraksi Golkar yang dirotasi dari jabatan semula.
Ahmadi Noor Supit, misalnya, dicopot dari jabatan Ketua Badan Anggaran dan digeser menjadi Ketua Komisi XI.
Ada pula Kahar Muzakir, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan. Ia kini ditunjuk menjadi Ketua Badan Anggaran.
Rotasi juga diberlakukan bagi Bambang Soesatyo, yang bertukar tempat dengan Aziz Syamsuddin. Bambang kini menjabat Ketua Komisi III DPR, sedangkan Aziz memegang Sekretaris Fraksi Golkar.
Posisi Wakil Ketua Komisi I DPR yang semula dijabat Tantowi Yahya akan digantikan oleh Meutya Hafid. Tantowi menggantikan posisi Meutya saat ini sebagai Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-parlemen (BKSAP).
Perombakan yang dilakukan Novanto tersebut tak pelak membuat sebagian anggota Fraksi Golkar bingung.
Mereka berencana untuk bertanya kepada Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tentang izin dari dewan pengurus pusat atas perombakan itu.
(Baca: Tak Terima Dirotasi Novanto, Anggota F-Golkar di DPR Akan Mengadu ke Aburizal)
"Nanti malam (kemarin) teman-teman akan bertemu Ketum menanyakan mengenai rotasi besar-besaran ini, apakah sudah sepengetahuan beliau atau belum," kata Bambang Soesatyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/1/2016).
Dijumpai terpisah, Tantowi mengatakan bahwa SK tersebut cacat administrasi karena hanya ditandatangani oleh Novanto.
(Baca: 23 Anggota F-Golkar Dirotasi Setya Novanto)
Selain itu, dalam perombakan tersebut, Novanto tidak melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan anggota yang akan diganti.
"Kalau tidak komunikasi dulu dengan yang akan digeser atau diganti, dipastikan akan terjadi kegelisahan," ucap Tantowi.