Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Urusan Hukum Usai, Kusrin Kembali Merakit Televisi

Kompas.com - 13/01/2016, 21:02 WIB
Kontributor Surakarta, M Wismabrata

Penulis

KARANGANYAR, KOMPAS.com - Kusrin, si perakit televisi asal Karanganyar, Jawa Tengah, kembali memulai usahanya.

Kusrin menjadi buah bibir di media sosial setelah usahanya tersebut justru berujung vonis hakim karena dia dinyatakan bersalah karena tidak mempunya ijin SNI.

Setelah semua usai, Kusrin kini memulai kembali usahanya, dan tentu saja sembari menunggu izin SNI yang masih diproses.

Muhammad Kusrin (42), warga Dusun Wonosari, Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah, memulai kembali usaha merakit televisi yang sudah digelutinya selama puluhan tahun.

Sebelumnya karena dianggap melanggar Undanng-Undang No 3/2014 Tentang Perindustrian serta Perubahan Permendagri tentang Pemberlakuan Barang Standard Nasional Indonesia (SNI).

Akibatnya Kusrin divonis enam bulan penjara dengan masa percobaan satu tahun serta denda Rp 2,5 juta subsider dua bulan kurungan.

Tidak hanya itu, seluruh televisi rakitan Kusrin, dimusnahkan Kejaksaan Negeri Karanganyar beberapa waktu lalu.

Kusrin ditangkap Polda Jawa Tengah pada Maret 2015 yang berakibat usahanya terhenti total. Kini, Kusrin dan isterinya, mulai berbenah dan melanjutkan kembali usahanya tersebut.

Saat ditemui di kediamannya, Kusrin menjelaskan kali ini dia sudah mengurus izin SNI demi mendukung usahanya.

"Dimulai lagi dari nol pak, dan ini sambil menunggu izin SNI keluar, baru diurus. Dulunya semua izin sudah ada, hanya tidak ada ijin SNI-nya," kata Kusrin kepada wartawan, Rabu (13/1/2016).

Kusrin mengaku dia sama sekali tidak tahu harus memiliki izin SNI dan tidak ada maksud  untuk melanggar peraturan.

Selain itu, keputusan Kusrin untuk memulai usahanya kembali karena puluhan pegawainyabelum mendapat pekerjaan.

"Setelah kasus itu, semua berhenti total, tidak produksi, terus anak isteri mereka kan juga butuh makan. Jadi kita mulai lagi dari nol," katanya.

Pria yang hanya lulus sekolah dasar itu haya berharap usahanya akan kembali lancar seperti dulu lagi.

Usaha perakitan televisi yang dirintisnya berawal dari hobi elektroniknya. Kusrin merakit televisi berbagai ukuran  yang dia kemas dengan menggunakan kardus layaknya televisi buatan pabrik.

Televisi rakitan Kusrin dibanderol dengan harga paling mahal Rp 800.000 ribu dengan pusat pemasaran di Kota Solo dan DI Yogyakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com