Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan Anggap Penguatan Pertahanan di Kepulauan Natuna Penting Dilakukan

Kompas.com - 12/01/2016, 18:36 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengungkapkan bahwa keamanan dan pemberdayaan wilayah perbatasan akan menjadi salah satu poin penting dalam Kebijakan Pertahanan Negara Tahun 2016.

Adapun wilayah perbatasan yang menjadi fokus perhatian antara lain Kepulauan Natuna yang merupakan wilayah yang masuk dalam kontroversi sengketa Laut China Selatan.

"Dalam soal penguatan pertahanan, Kepulauan Natuna merupakan satu wilayah penting," kata Ryamizard, usai Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (12/1/2016).

"Kita sering berteriak-teriak pencuri ikan, tapi kita tidak menjaganya, ke depannya pasti sudah tidak ada lagi masalah seperti itu," ucapnya. 

Ryamizard pun menekankan sistem pertahanan negara harus berkembang secara berkesinambungan. Sistem pertahanan itu tetap berpijak pada hasil pembangunan pada tahun sebelumnya.

Salah satu langkah yang akan diambil untuk memperkuat penjagaan perbatasan adalah memperbarui alat utama sistem pertahanan.

Pesawat-pesawat milik TNI yang sudah tua, menurut Ryamizard, harus segera diganti. Misalnya, mengganti pesawat F5 dengan armada baru Sukhoi.

Kemudian ada beberapa kendaraan alat berat dan helikopter yang harus ditambah jumlahnya.

"Pasti ada penambahan alutsista. Seperti di Natuna, kita punya pesawat dan ada tiga kapal laut. Kita akan membuat pelabuhan dan landasan pesawat di sana, juga penambahan personel Marinir," ucap Ryamizard.

"Berkembangnya pembangunan sistem pertahanan disiapkan untuk menghadapi ancaman militer juga non-militer," jelasnya.

Untuk memperkuat pembangunan sistem pertahanan negara, Kementerian Pertahanan juga akan memanfaatkan pengembangan teknologi.

Pengembangan pertahanan itu termasuk pemanfaatan teknologi satelit dan sistem drone dalam bidang kemaritiman.

Kepulauan Natuna merupakan salah satu wilayah yang menjadi perhatian, semenjak munculnya klaim China atas keseluruhan wilayah di Laut China Selatan. 

Indonesia bekerja keras menyelesaikan isu itu dan berupaya mendekati China untuk membahas tentang klaim wilayah China yang kontroversial di Laut China Selatan. Jika dialog tidak berhasil, Indonesia siap mengadu ke Mahkamah Internasional.

(Baca: Indonesia Mungkin Adukan Sengketa Natuna ke Mahkamah Internasional)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com