Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Galang Pansus Freeport, Fahri Hamzah Targetkan Didukung 50 Persen Anggota DPR

Kompas.com - 18/12/2015, 18:11 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mendukung wacana pembentukan panitia khusus untuk menyelidiki kasus Freeport.

Bahkan, ia berencana akan mensosialisasikan wacana pembentukan pansus tersebut kepada seluruh anggota dewan yang ada.

Fahri mengatakan, saat ini upaya pembentukan pansus Freeport telah dilakukan dengan mengumpulkan tanda tangan dari anggota dewan. Ia mengklaim, sudah ada 25 anggota yang menandatangani persetujuan pembentukan pansus.

"Kalau bisa minimal 50 persen anggota menandatanganinya," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Jumat (18/12/2015).

Jika mengacu pada peraturan UU Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3), syarat minimal pembentukan pansus telah terpenuhi adalah 25 tanda tangan anggota dewan.

Namun, menurut Fahri, pembentukan pansus Freeport perlu didukung secara masif. Sebab, untuk memahami persoalan yang terjadi di bumi Papua itu dibutuhkan pemahaman yang kuat.

"Kita menuju investigasi total terhadap keberadaan Freeport. Sehingga, tahun 2016 kita mulai 11 Januari (setelah masa reses), kita mulai tahun merebut Freeport," ucap Fahri.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan menilai, selama ini Freeport belum memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan di Indonesia, khususnya Papua.

Hal tersebut sempat menjadi pembicaraan di dalam rapat internal pimpinan DPR.

"Kami berharap, pansus ditindaklanjuti. Saya sepakat. Pasti 569 anggota takkan menolak dan ini komitmen kita semua," kata Taufik.

Wakil Ketua DPR Agus Hermanto mengatakan, sejak pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pemerintah telah menerbitkan regulasi yang mewajibkan perusahaan tambang membangun smelter.

Namun, hal itu hingga kini belum direalisasikan oleh Freeport. "Yang jelas, Freeport telah melanggar UU Minerba," ucap Agus.

Pada hari ini, pimpinan DPR menerima audiensi dari sejumlah pengamat dan tokoh masyarakat yang mendesak agar DPR menyelesaikan polemik yang terjadi di Freeport.

Mereka yang hadir, antara lain peneliti Indonesia Resources Studies Marwan Batubara, Direktur Institut Ekonomi Politik Soekarno Hatta Hatta Taliwang, mantan Wakil Ketua DPD La Ode Ida, dan mantan anggota DPR Lily Wahid.

Pelaksana tugas Ketua DPR Fadli Zon mengklaim, mayoritas anggota DPR memiliki pandangan yang sama untuk menyelesaikan polemik Freeport.

Menurut dia, keberadaan Freeport belum terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, ia menegaskan, rezim kontrak karya yang berlaku di Freeport tekah berakhir.

Jika mengacu pada UU Minerba, maka proses renegoisasi kontrak Freeport baru dapat dilangsungkan dua tahun sebelum kontrak mereka berakhir pada 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com