Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Standar Moral Pengganti Setya Novanto Harus Tinggi..."

Kompas.com - 17/12/2015, 16:31 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti mengatakan, jika nantinya Partai Golkar memberi usulan pengganti Setya Novanto untuk menjabat Ketua DPR RI, maka perlu disodorkan tokoh yang moralnya di atas standar rata-rata.

Menurut Ray, jangan sampai partai kembali mengirimkan calon pimpinan yang lebih banyak kontroversinya daripada sumbangsihnya bagi perbaikan kualitas demokrasi di Indonesia.

"Standar moral harus lebih tinggi supaya kita tidak terus-menerus dibawa untuk memahami standar moral orang yang rendah," ujar Ray di Jakarta, Kamis (17/12/2015).

Menurut dia, berbagai argumen Novanto yang mempersoalkan legal standing Menteri ESDM Sudirman Said sebagai pengadu hingga sikapnya yang mempermasalahkan alat bukti rekaman menunjukkan standar moral yang di bawah standar.

Ray juga menyinggung pimpinan DPR lainnya yang sempat menyebut barang bukti yang diserahkan Sudirman kepada MKD adalah sampah. (Baca: Mundurnya Novanto sebagai Ketua DPR Ditunggu Puan Maharani?)

"Dalam kapasitas apa beliau menyatakan (sampah)? Beliau bukan MKD (Mahkamah Kehormatan Dewan). Itu mendegradasi semangat pengawasan dari publik terhadap anggota DPR," kata Ray.

Ray menambahkan, Partai Gerindra dan PKS juga perlu mengevaluasi perwakilannya di pimpinan DPR RI, yaitu Fadli Zon dan Fahri Hamzah, yang selama ini terlihat terus mendukung Novanto dari belakang.

Diwawancarai secara terpisah, pengamat politik dari Poltracking Indonesia Hanta Yudha mengatakan, partai tak bisa sembarangan dalam memilih pimpinan DPR. (Baca: Rizal: Kasus Novanto Jadi Pelajaran Pejabat Lain, Jangan Sibuk Dagang Kekuasaan)

"Orang-orang yang memenuhi kapabilitas, kapasitas, integritas, dan kemampuan leadership skill yang melampaui anggota-anggota lainnya. Bukan dari kekuatan kapital, misalnya," tutur Hanta.

Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar versi Munas Bali, Idrus Marham, sebelumnya mengatakan, Partai Golkar sudah memiliki sistem yang berlaku untuk memilih kandidat terbaik sebagai Ketua DPR.

Dia menyebutkan sejumlah nama, seperti Rambe Kamaruzzaman, Ade Komaruddin, Fadel Muhammad, dan Aziz Syamsuddin. Namun, semua nama itu akan mendapat pertimbangan dari internal partai.

Novanto memutuskan mundur sebagai Ketua DPR setelah semua pimpinan dan anggota Mahkamah Kehormatan Dewan menyampaikan pandangannya terkait putusan terhadap Novanto.

Sebanyak 10 orang menganggap Novanto melakukan pelanggaran kode etik sedang sehingga harus diberhentikan dari jabatannya sebagai Ketua DPR.

Adapun tujuh orang lainnya menyatakan bahwa Novanto melakukan atau terindikasi melakukan pelanggaran kode etik berat dan mengusulkan pembentukan tim panel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com