Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Turun, Kenaikan Tunjangan DPR Tak Serta-merta Diberikan

Kompas.com - 15/12/2015, 19:00 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) merosot pada 2015.

Penilaian ini berdasarkan evaluasi kinerja Kementerian atau Lembaga dan Pemerintah Provinsi dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB).

Menteri PANRB Yuddy Chrisnandi mengatakan, penilaian akuntabilitas itu merupakan salah satu parameter terhadap peningkatan tunjangan kinerja.

Oleh karena itu, dengan adanya penilaian itu maka kenaikan tunjangan DPR tak akan dinaikkan secara serta-merta. |

"Mereka (DPR) yang ajukan kenaikan tunjangan, akan dilihat dulu rapornya," kata Yuddy di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (15/12/2015).

"Tidak serta-merta, setelah 2 atau 3 tahun, tunjangan kinerjanya dinaikkan dengan argumentasi subjektif. Hal itu sudah tidak bisa lagi. Ada rapor, ada kriteria," ujarnya.

Berdasarkan laporan evaluasi, nilai kinerja Setjen DPR hanya 58,95 atau menurun 2,20 dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut Yuddy, bila nanti kenaikan tunjangan DPR tak disetujui, maka itu sama saja dengan sanksi dari menurunnya kinerja Setjen DPR.

Sementara saat ditanya apakah ada kemungkinan pemutusan tunjangan kinerja, Yuddy mengatakan hal itu tak boleh diakukan.

"Kan prinsip dari pada pemberian penghasilan PNS kan prinsip kesejahteraan. Dia tidak boleh turun kesejahteraannya," ujar Yuddy.

"Salah satu bentuk sanksi atas kinerja buruk adalah kalau yang lain naik, dia (DPR) tidak naik," kata dia.

Selain Setjen DPR, nilai kinerja beberapa lembaga non kementerian juga ada yang masih di bawah nilai 60.

Di antaranya, Mabes TNI (58,79), Setjen DPD RI (58,68), Dewan Ketahanan Nasional (56,97), Komisi Pemilihan Umum (56,17).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com