Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahri Hamzah Usulkan Pemerintah Ajukan UU Lobi ke DPR

Kompas.com - 10/11/2015, 17:59 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai perlunya peraturan yang secara khusus mengenai lobi.

Peraturan tersebut nantinya dapat digunakan sebagai aspek legal formal dalam menjalin hubungan antarnegara, baik yang dilakukan eksekutif maupun legislatif.

"Saya mengusulkan Presiden usulkan UU lobi karena DPR juga perlu lobi," kata Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Selasa (10/11/2015).

Fahri menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan yang mengusulkan agar lobi memiliki anggaran sendiri di dalam APBN.

Luhut juga mengatakan, Indonesia memerlukan juru lobi resmi di Amerika Serikat. Ia menganggap juru lobi itu dapat membantu saat Indonesia ingin bekerja sama dengan AS. (Baca: Luhut Anggap Indonesia Perlu Punya Juru Lobi Resmi di AS)

Poltisi PKS itu mengatakan, undang-undang tersebut setidaknya dapat meminimalisasi pandangan negatif dari kegiatan lobi itu sendiri.

Menurut Fahri, hingga kini, sejumlah kalangan di Indonesia masih menganggap kegiatan itu haram. Padahal, di sejumlah negara, lobi merupakan hal yang wajar.

"Pertemuan-pertemuan itu ada yang disebut kongkalikong. Nanti kumpul-kumpul dibilang mafia," ujarnya.

Tulisan akademisi

Kabar mengenai keterlibatan konsultan untuk mempertemukan Jokowi dengan Obama ditulis akademisi dari Australia National University, Dr Michael Buehler, dan dimuat di laman http://asiapacific.anu.edu.au dengan judul "Waiting in The White House Lobby".

Menurut Buehler, Pemerintah Indonesia membayar konsultan Pereira International PTE LTD dari Singapura dan konsultan PR di Las Vegas, R&R Partners, Inc. (Baca: Pemerintah Bereaksi soal Isu Konsultan Asing dalam Pertemuan Jokowi-Obama)

Ia menyebutkan bahwa Pereira Internasional membayar 80.000 dollar AS kepada R&R Partners agar membantu Jokowi untuk mendapatkan akses ke Gedung Putih.

Namun, Buehler membantah bahwa dirinya mengatakan jasa lobi itu digunakan untuk mempertemukan Jokowi dengan Obama. (Baca: Michael Buehler Buka Suara soal Kontroversi Pelobi pada Kunjungan Jokowi ke AS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com