Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Bansos yang Meningkat Jelang Pilkada Dikhawatirkan Rawan Politik Uang

Kompas.com - 09/11/2015, 18:01 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Data yang diperoleh lembaga pemantau pemilu menunjukkan kenaikan jumlah dana bantuan sosial dan hibah dalam APBD yang kepala daerahnya maju dalam pilkada serentak 2015.

Kenaikan tersebut dinilai berpotensi disalahgunakan untuk melakukan politik uang.

"Sebanyak 30 petahana calon kepala daerah yang dana bansos dan hibahnya minus. Sedangkan, 89 petahana dana bansosnya meningkat," ujar peneliti Virtue Institute, Resa Temaputra, di Media Center KPU, Jakarta, Senin (9/11/2015).

Resa mencontohkan, kenaikan tertinggi terdapat di Kabupaten Konawe Utara, sebesar 1.884 persen atau naik Rp 4,8 miliar. Aswad Sulaiman, menjadi calon kepala daerah petahana yang didukung PDI-P, Gerindra dan Hanura.

Kemudian, pada peringkat kedua ditempati Kabupaten Bangka Selatan. Dana bansos dan hibah naik 601,5 persen, atau sebesar Rp 16,8 miliar.

Adapun, calon kepala daerah petahana di daerah tersebut adalah Jamro H Jalil, yang didukung Partai Bulan Bintang, Nasdem, Gerindra, dan Hanura.

Sementara, pada peringkat ketiga terdapat di Kabupaten Labuhan Batu utara, yaitu sebesar 432,9 persen, atau naik Rp 29,5 miliar. Adapun, kepala daerah petahana di daerah tersebut adalah Kharrudin Syah.

Berbagai data tersebut dapat dilihat melalui situs web kawalpilkada.id. Data-data diperoleh dari Komisi Pemilihan Umum dan data dari Seknas Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA).

Peneliti Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Alamas Sjafrina mengatakan, setiap penyelenggaraan pemilu akan selalu berpotensi menimbulkan kecurangan, khususnya terkait politik uang.

Kenaikan dana bansos dan hibah dalam APBD calon petahana dinilai yang paling berpotensi.

Penggunaan dana bansos dan hibah yang tidak terkontrol dapat disalahgunakan untuk kepentingan pribadi petahana.

"Hampir semua yang dana hibahnya naik adalah calon kepala daerah yang merupakan petahana dalam pilkada. Untuk itu, kita perlu minta Bawaslu untuk melakukan pengawasan ekstra," kata Almas.

Para pemantau pemilu berharap masyarakat dapat lebih proaktif untuk melaporkan berbagai modus yang dilakukan calon kepala daerah untuk memenangkan pilkada. Salah satunya, melalui situs web kawalpilkada.id.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Nasional
Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Nasional
KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

Nasional
Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Nasional
Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Nasional
Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Nasional
Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Nasional
Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Nasional
Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Nasional
Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Nasional
Mengganggu Pemerintahan

Mengganggu Pemerintahan

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Nasional
Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Nasional
Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com