Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bara JP Protes Simbol Jokowi Dipakai "Partai Penyerang Jokowi" dalam Pilkada

Kompas.com - 05/11/2015, 05:25 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) protes ada salah satu kandidat dalam Pilkada Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara, yang menggunakan simbol-simbol yang digunakan selama kampanye Joko Widodo.

Sekretaris Jenderal Bara JP Yayong Waryono mengatakan, pihaknya protes karena calon bupati yang dimaksudkan tersebut diusung oleh partai politik yang kerap 'menyerang' pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

"Calon bupati ini didukung partai yang sejak dulu sampai sekarang selalu menyerang Jokowi, memanfaatkan simbol Jokowi dalam kampanye. Ini melanggar etika dan moral," ujar Yayong melalui siaran pers, Rabu (4/11/2015).

Simbol Jokowi yang dimaksud, lanjut Yayong, adalah baju kemeja kotak-kotak dan foto Jokowi. Yayong mengatakan, relawan tak masalah jika simbol tersebut digunakan oleh calon bupati yang diusung atau didukung oleh partai politik pendukung Jokowi, misal PDI Perjuangan, Partai Nasdem, dan lain-lain.

"Tapi dari dulu sampai sekarang partai ini selalu menyerang Jokowi, namun mengapa sekarang seakan-akan mendukung Jokowi?" kata dia.

Bara JP pun meyakini penggunaan simbol-simbol Jokowi dalam Pilkada tersebut hanya modus supaya memperoleh dukungan dari masyarakat.

Bara JP meminta calon bupati tak menggunakan simbol tersebut.

"Partai penyerang Jokowi hendaknya segera berhenti menggunakan simbol Jokowi. Maka masyarakat jangan terkecoh, jangan mau ditipu," ujar Yayong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com