Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua MK Singgung soal Lembaga Hukum yang Saling Sandera

Kompas.com - 05/11/2015, 04:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Arief Hidayat mengatakan, Indonesia akan sulit jadi negara hukum jika masing-masing orang dan lembaga saling menyandera.

"Ada banyak fakta dalam penegakan hukum di Indonesia kurang optimal lantaran hubungan antarlembaga hukum kurang sinergis, bahkan saling menyandera dan saling mengancam," kata Arief Hidayat dalam Kuliah Umum di Universitas Sahid Jakarta, Rabu (4/11/2015) malam.

Arief Hidayat yang juga Presiden Asosiasi Mahkamah Konstitusi ASEAN lebih jauh menegaskan, adanya fakta atas hubungan kurang sinergis itu terlihat pada Komnas HAM, DPR, Kejaksaan dan Presiden dalam penanganan kasus HAM berat.

"Komnas HAM telah menyimpulkan adanya pelanggaran HAM berat. Demikian juga DPR juga menyimpulkan hal sama, bahkan menyarankan untuk membentuk Pengadilan HAM Ad Hoc. Namun Kejaksaan dan Presiden hingga kini belum ada yang bergerak karena tampaknya ada yang saling sandera," kata Arief.

Dalam acara itu, Arief juga menyampaikan contoh tidak berjalannya koordinasi di antara sesama lembaga, khususnya dalam penanganan masalah kejahatan ekonomi dan keuangan.

Dalam kasus pengungkapan mafia pajak, massa yang ditahan dan dikorbankan hanya seorang Gayus Tambunan pegawai berpangkat golongan III tanpa pejabat struktural.

"Apakah iya, para pejabat tinggi di direktorat Pajak Departemen Keuangan tidak ada yang terlibat? Mengapa kepolisian dan kejaksaan dalam menangani masalah itu tampak pasif?" ujarnya.

Sementara itu di tempat terpisah, Ketua Asosiasi Pimpinan Perguruan Tinggi Hukum Indonesia (APPTHI) Laksanto Utomo mengatakan, Indonesia sulit jadi negara hukum akibat krisis etika dalam penegakan hukum.

Etika berbangsa dan bernegara oleh MPR telah dirumuskan lewat ketetapannya No. VI/MPR/2001. Namun, ketetapan itu tampaknya banyak dilupakan oleh para pejabat penegak hukum.

Hukum positif tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya karena dalam pelaksanaanya tidak mampu mengembangkan muatan etisnya. Padahal hukum tanpa etika tidak mungkin dapat tegak dan adil, kata Laksanto yang juga dekan Fakultas Hukum Sahid itu.

Ia juga menegaskan, etika politik dan pemerintahan mengandung misi yang diemban tiap pejabat, mereka harus bersikap jujur, amanah, positif dan siap melayani, juga harus mampu menjadi teladan bagi masyarakat luas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kolaborasi Pertamax Turbo dan Sean Gelael Berhasil Antarkan Team WRT 31 Naik Podium di Le Mans

Kolaborasi Pertamax Turbo dan Sean Gelael Berhasil Antarkan Team WRT 31 Naik Podium di Le Mans

Nasional
Dorong Pembentukan Pansus, Anggota Timwas Haji DPR RI Soroti Alih Kuota Tambahan Haji

Dorong Pembentukan Pansus, Anggota Timwas Haji DPR RI Soroti Alih Kuota Tambahan Haji

Nasional
Timwas Haji DPR Desak Pembentukan Pansus untuk Evaluasi Penyelenggaraan Haji secara Menyeluruh

Timwas Haji DPR Desak Pembentukan Pansus untuk Evaluasi Penyelenggaraan Haji secara Menyeluruh

Nasional
Puan Sebut DPR Akan Bentuk Pansus Haji, Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024

Puan Sebut DPR Akan Bentuk Pansus Haji, Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024

Nasional
Timwas Haji DPR Imbau Pemerintah Tingkatkan Kenyamanan Jemaah Haji Saat Lempar Jumrah di Mina

Timwas Haji DPR Imbau Pemerintah Tingkatkan Kenyamanan Jemaah Haji Saat Lempar Jumrah di Mina

Nasional
Sandiaga: Sekarang Ekonomi Dirasakan Berat, Harga-harga Bebani Masyarakat...

Sandiaga: Sekarang Ekonomi Dirasakan Berat, Harga-harga Bebani Masyarakat...

Nasional
Terima Keluhan Jemaah Haji, Anggota Timwas Haji DPR: Pemerintah Dinilai Abaikan Rekomendasi DPR

Terima Keluhan Jemaah Haji, Anggota Timwas Haji DPR: Pemerintah Dinilai Abaikan Rekomendasi DPR

Nasional
Zita Anjani Berkurban Dua Sapi di Cipinang, Beri Nama Anyeong dan Haseyo

Zita Anjani Berkurban Dua Sapi di Cipinang, Beri Nama Anyeong dan Haseyo

Nasional
Rayakan Idul Adha, Menko Polhukam Ungkit Pengorbanan untuk Bangsa dan Negara

Rayakan Idul Adha, Menko Polhukam Ungkit Pengorbanan untuk Bangsa dan Negara

Nasional
Paus Fransiskus Akan Kunjungi Masjid Istiqlal Pada 5 September 2024

Paus Fransiskus Akan Kunjungi Masjid Istiqlal Pada 5 September 2024

Nasional
Soal Kans Dampingi Anies pada Pilkada Jakarta, Ida Fauziyah: Belum Membicarakan sampai ke Situ

Soal Kans Dampingi Anies pada Pilkada Jakarta, Ida Fauziyah: Belum Membicarakan sampai ke Situ

Nasional
Pimpinan KPK Dinilai Tak Mau Tangkap Harun Masiku, Bukan Tidak Mampu

Pimpinan KPK Dinilai Tak Mau Tangkap Harun Masiku, Bukan Tidak Mampu

Nasional
Muhadjir: Pelaku Judi 'Online' Dihukum, Penerima Bansos Itu Anggota Keluarganya

Muhadjir: Pelaku Judi "Online" Dihukum, Penerima Bansos Itu Anggota Keluarganya

Nasional
Prabowo Sumbang Ratusan Hewan Kurban, Gerindra: Rasa Syukur Pemilu 2024 Berjalan Lancar

Prabowo Sumbang Ratusan Hewan Kurban, Gerindra: Rasa Syukur Pemilu 2024 Berjalan Lancar

Nasional
Idul Adha, Prabowo Berkurban 48 Sapi ke Warga Kecamatan Babakan Madang, Bogor

Idul Adha, Prabowo Berkurban 48 Sapi ke Warga Kecamatan Babakan Madang, Bogor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com