Ketua MPR RI Zulkifli Hasan dan delegasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organisasi Masyarakat PROJO (Pro Jokowi) berdiskusi soal minimnya penanaman dan pengamalan dasar negara Pancasila pada diri masyarakat Indonesia.
Menurut Zulkifli rasa cinta tanah air pada masyarakat serta pihak-pihak yang berwenang menjalankan urusan kenegaraan masih kurang. Hal itu tampak dari lunturnya pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam keseharian.
Zulkifli menyayangkan bahwa sila keempat dalam Pancasila yang berbunyi “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan” tak lagi dipahami dan diamalkan dalam berorganisasi. Musyawarah dan mufakat dikalahkan oleh pertarungan yang kerap terjadi pada masyarakat dan pemerintah.
“Sila keempat sudah tidak ada lagi. Semua bertarung. Presiden, bupati, bertarung. Itu bukan Indonesia, jauh dari peradaban kita. Indonesia seharusnya bisa musyawarah mufakat,” tutur Zulkifli dalam diskusi bersama DPP PROJO di ruang kerjanya di Kompleks DPR/MPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Senin (2/11/2015).
Itu sebabnya, kata Zulkifli, Sosialisasi Empat Pilar MPR RI menjadi penting untuk seluruh masyarakat Indonesia. Keempat pilar MPR RI, yang terdiri dari Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia itu mampu menjaga agar roh kebangsaan tidak luntur. Sosialisasi bukan hanya ke masyarakat di daerah-daerah, namun juga kepada elit politik maupun organisasi masyarakat, termasuk PROJO.
“Makanya ada sosialisasi Empat Pilar, tapi kritis. Kalau levelnya sosialisasi di desa itu lain, dengan mejaga kerukunan. Tetapi kalau dengan Bapak-bapak (DPP PROJO), sosialisasinya begini,” ujar Zulkifli.
Lebih dari itu, Zulkifli mengharapkan sosialisasi keempat pilar tersebut tidak hanya gencar dilakukan oleh MPR, melainkan juga pemerintah baik pusat maupun daerah, sampai Presiden.
Percepatan pembangunan
Pada kesempatan tersebut Ketua MPR dan DPP PROJO juga menyinggung soal percepatan pembangunan negara. Menurut Zulkifli, diperlukan perencanaan pembangunan 50 tahun untuk tanah air.
Terkait hal ini, Ketua Umum DPP PROJO berharap pembangunan bisa melibatkan anak muda serta bertolak dari inovasi. “Di Tiongkok, satu kata kunci untuk maju itu inovasi. Lalu kita apa? Tiongkok mau mengejar ketertinggalan hidup yang makin jauh. Dengan adanya inovasi, kita jadi punya arah,” tutur ia.
Zulkifli pun mendukung untuk membangun generasi muda yang cinta tanah air. “Memang kita harus membangun persaudaraan dan generasi muda cinta tanah air. Tapi harus menggerakkan pemerintah. Kebhinnekaan itu adalah anugerah dan kekuatan,” ungkap Zulkifli. (adv)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.