"Sekolah ini menjadi sekolah khusus yang akan mencetak kader-kader khusus, pasukan-pasukan khusus PAN. Selain dididik ideologi tapi juga keterampilan dan skill politik," ujar Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional, Arif Mustafa Al-Buny saat ditemui di Kantor DPP PAN Jl. Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (31/10/2015).
Menurut Arif, sekolah tersebut juga didirikan untuk menjalankan kewajiban partai politik untuk memberikan pendidikan politik ke masyarakat. Ia pun mengatakan bahwa seharusnya partai-partai politik lain juga memiliki sekolah politik.
Ia menambahkan, program kaderisasi sebetulnya juga sudah diadakan oleh pimpinan-pimpinan di daerah. Namun, ia meyakini kader-kader lulusan Sekolah Politik Kerakyatan akan menjadi kader khusus yang lebih baik dari kader-kader dari program diklat reguler.
"Satu kader yg dicetak di sekolah ini sama dengan satu regu kader (di kaderisaai reguler)," tutur Arif.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Sekjen DPP PAN lainnya, Iswari Mochtar yang juga Kepala Sekolah Politik Kerakyatan menegaskan, kelahiran sekolah tersebut menunjukkan komitmen PAN untuk berdiri dalam jangka waktu yang lama.
"PAN Insyaallah ke depan tidak khawatir dan cemas karena generasi penerusnya sudah disiapkan," ujar Iswari.
Iswari menambahkan, 100 kader muda di angkatan pertama Sekolah Politik Kerakyatan tersebut telah melalui seleksi yang ketat untuk menjaga kualitas partai. Untuk angkatan pertama, PAN merekrut kader berdasarkan rekomendasi.
Namun ke depannya, menurut Iswari, rekrutmen mungkin akan dibuka secara luas dengan tetap menjaga kualitas.
"Berdasarkan rekomendasi, tidak secara terbuka dulu karena kita sangat menjaga kualitas. Mungkin ke depan akan kita buka secara luas tapi dengan syarat yang tetap selektif," kata Iswari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.