JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais mengkritik kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat, yang salah satu agendanya adalah bertemu dengan Presiden AS Barrack Obama.
Menurut dia, pertemuan itu tidak akan mengasilkan sebuah kebijakan yang strategis karena masa pemerintahan Obama tinggal tersisa satu tahun lagi.
"Tidak lagi strategis berbicara dengan presiden yang usia jabatannya tinggal setahun," kata Hanafi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/10/2015).
Hanafi khawatir, kebijakan bilateral yang nantinya disepakati kedua negara hanya akan berlangsung sampai kepemimpinan Obama berakhir. Setelah kepemimpinan di AS berganti, maka kesepakatan tak bisa lagi dijalankan.
"Urgensinya tidak begitu tinggi," ujar dia.
Wakil ketua umum Partai Amanat Nasional ini pun menilai, akan lebih baik jika Presiden tetap di dalam negeri menangani masalah asap.
"Asap menjadi prioritas, harus dipimpin langsung oleh Presiden sebagai panglima tertinggi," ucapnya.
Presiden Jokowi sebelumnya berjanji akan tetap memantau kondisi Tanah Air, bahkan hingga per menitnya. (Baca: Selama di AS, Jokowi Janji Pantau Tanah Air hingga Menit Per Menit)
"Meski saya meninggalkan tanah air, akan terus memantau kondisi poitik, kondisi lapangan dari menit ke menit, jam ke jam, hari per hari," ujar Jokowi di kompleks Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (24/10/2015).
Salah satu yang tak akan lepas dari pantauan adalah kebakaran hutan dan lahan yang hingga saat ini belum padam, bahkan semakin meluas ke Sulawesi dan Papua. Jokowi meminta Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan untuk memimpin pemadaman kebakaran sekaligus memantau penanganan dampaknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.