Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prajurit TNI Shalat Berjemaah Sebelum "Perang" Melawan Api

Kompas.com - 25/10/2015, 08:57 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah foto prajurit TNI tengah menunaikan shalat berjemaah di tengah kabut asap tipis beredar di media sosial. Tidak banyak penjelasan pada foto itu.

Setelah ditelusuri, rupanya momen itu terjadi pada Jumat (23/10/2015) yang lalu di Landasan Udara Palembang, Sumatera Selatan.

Sekitar 1.000 prajurit TNI tersebut merupakan prajurit yang diperbantukan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di wilayah itu.

"Saat itu, mereka baru mendarat di sana, lalu mengadakan shalat berjemaah," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigjen TNI Fadhilah kepada Kompas.com, Minggu (25/10/2015).

Para prajurit TNI yang datang menggantikan prajurit yang telah 40 hari bertugas sebelumnya itu berdoa agar pemadaman kebakaran hutan dan lahan itu berlangsung dengan lancar. Para prajurit juga berdoa agar hujan cepat turun.

Fadhilah menambahkan, shalat berjemaah itu tidak hanya dilaksanakan di Palembang. Semua prajurit TNI yang diperbantukan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan itu menggelar shalat serupa begitu turun dari pesawat.

"TNI hanya bagian dari makhluk ciptaan Yang Kuasa. Sudah sepatutnya kita berserah diri dan berdoa kepada-Nya memohon ampun serta diberi kekuatan dalam ikhtiar kita. Semoga Tuhan mengabulkan doa kita," ujar dia.

Dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 24 Oktober 2015, terdapat 2.742 titik api di seluruh Indonesia.

Beberapa daerah dengan jumlah titik api terbanyak antara lain Sumatera Selatan, Papua, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Kualitas udara sebagian besar daerah di Riau, Jambi, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah pun meningkat ke level berbahaya. Hal itu terpantau dari indeks kualitas udara (PM10).

Di Pekanbaru, kualitas udaranya 600 ugr per m3, berbahaya, Jambi 712 berbahaya, Palembang 316 sangat tidak sehat, Pontianak 555 berbahaya, Banjarbaru 121sedang, dan Samarinda 178 tidak sehat.

Dampaknya, penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) meningkat. Tercatat, sejak Juli 2015, penderita ISPA akibat terpapar asap mencapai 450.431 jiwa.

Daerah dengan penderita ISPA terbesar ialah Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Jambi, dan Riau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com