Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moeldoko Dukung Rencana Pemerintah Rekrut 100 Juta Kader Bela Negara

Kompas.com - 12/10/2015, 17:21 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko mengatakan, seluruh warga negara seharusnya berpartisipasi aktif dalam proses bela negara. Namun, ia mengatakan, bela negara itu tak hanya sebatas dilihat dalam arti sempit yakni mengangkat senjata.

"Yang dimaksud bela negara bukan megang senjata, tapi jiwanya. Bagaimana rasa memilki atas negara, bagaimana disiplin dan tanggungjawab dan lain-lain," kata Moeldoko di Kompleks Parlemen, Senin (12/10/2015).

Moeldoko mengaku, tidak mengetahui rencana pemerintah yang ingin merekrut 100 juta personel bela negara dalam jangka waktu 10 tahun. Namun, kata dia, dalam rencana strategis komponen cadangan yang telah disusun Kementerian Pertahanan, setiap kabupaten nantinya akan memiliki satu batalyon bela negara.

"Kurang lebih 750-an setiap kabupatennya nantinya ke depan. Tapi, kalau target dalam upaya peningkatan kesadaran bela negara, bisa saja berapa jumlahnya," ujarnya.

Ia menambahkan, dalam sistem pertahanan negara, masyarakat merupakan bagian dari komponen pendukung. Untuk itu, ia menganggap, langkah pemerintah sudah tepat untuk merekrut personel bela negara dari masyarakat.

"Dibutuhkan upaya-upaya memberikan kesadaran bela negara kepada seluruh rakyat Indonesia. Jadi, apa yang dilakukan Presiden adalah suatu yang tepat," ujarnya.

Meski demikian, ia mengatakan, tidak ada sanksi bagi masyarakat yang tidak bersedia mengikuti program bela negara tersebut. Hanya sanksi sosial yang dapat diberikan kepada mereka yang tidak mau mengikuti program itu.

Selain itu, ia menambahkan, saat ini yang perlu dilakukan pemerintah yakni meningkatkan nilai-nilai kebangsaan dan kegotongroyongan di setiap diri masyarakat. Hal itu diperlukan agar program belanegara dapat berjalan lancar. (Baca: Menhan Targetkan Rekrut 100 Juta Kader Bela Negara)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Nasional
Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Nasional
Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Nasional
Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com