Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes: Bukan karena Asap Orang Mati, kalau Begitu Sudah Bertebaran Dong

Kompas.com - 07/10/2015, 22:45 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Kesehatan Nila F Moeloek membantah adanya upaya membatasi distribusi obat dan masker untuk masyarakat terdampak kebakaran hutan di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Ia menegaskan bahwa segala jenis bantuan kesehatan telah dikirim untuk dibagikan ke masyarakat setempat.

Nila menjelaskan, pemerintah telah mengirim bantuan obat-obatan, masker, dan oksigen sebanyak 27.595 ton. Dalam bantuan itu, terdapat juga masker jenis N95 meski jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding masker kesehatan biasa.

"Oh enggak, kami tidak ada penghematan. Kan kita ada obat-obatan itu penyimpanan untuk kalau ada kejadian (luar biasa). Jadi kita selalu punya cadangan. Dan itu kita sudah keluarkan semua," ucap Nila, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/10/2015).

Meski demikian, kata Nila, dirinya menyadari bahwa bantuan yang digelontorkan belum mampu menekan jumlah masyarakat yang terkena infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Nila menyatakan bahwa jumlah masyarakat yang terkena ISPA semakin meningkat.

Menurut Nila, penyebab utama meningkatnya jumlah masyarakat yang terkena ISPA adalah karena masalah kabut asap akibat kebakaran yang tidak kunjung padam. Ia menyarankan masyarakat tetap berada di dalam rumah saat indeks pencemaran udara ada di angka berbahaya.

"Hari ini misalnya Anda yang ISPA, kemudian besok saya yang ISPA, besok lagi Anda. Jadi mungkin anda pulang sudah baik, saya yang besok (terkena). Jadi kumulatifnya akan tinggi," ungkap Nila.

Nila berharap tidak ada pihak yang tergesa menyimpulkan jatuhnya korban jiwa hanya disebabkan kabut asap akibat kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan. Ia memilih berpikir logis, jika penyebab kematian adalah asap, maka jumlah korban jiwa dapat lebih banyak dari saat ini.

"Misalnya penderita paru-paru yang jelek, begitu udara jelek saya keluar, akhirnya saya sesak, bisa mati saya. Jadi bukan karena asap terus kita mati. Kalau begitu, pasti sudah banyak yang bertebaran meninggal dong," pungkas Nila.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com