Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa 30 September di Mata Media Asing

Kompas.com - 30/09/2015, 16:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS - Peristiwa 30 September 1965, yang ketika Orde Baru disebut dengan G30S/PKI, menjadi perhatian khusus dunia. Posisi Indonesia sebagai "bandul" Asia Tenggara dan perang dingin antara Blok Timur dan Barat membuat dunia menaruh perhatian khusus terhadap apa yang terjadi di Indonesia, 50 tahun lalu itu.

Peneliti Jerman, Bern Schaefer, dalam buku 1965 Indonesia and The World, antara lain menuliskan tentang berita yang ditampilkan Republik Federal Jerman (Jerman Barat) dan Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur) tentang peristiwa yang terjadi di Indonesia tersebut.

Kantor berita Jerman Barat, Deutsche Presse-Agentur (DPA), pada 30 September 1965 memiliki seorang wartawan di Jakarta, yaitu Ulrich Grudinski. Schaefer menulis, Grudinski pada 8 Oktober 1965 melaporkan langkah Pemuda Muslim dan Pemuda Kristen yang menyerbu markas Partai Komunis Indonesia (PKI) di Jakarta. Laporan Grudinski tersebut dipakai oleh media berbahasa Jerman di Jerman dan Swiss.

Sementara itu, Konsulat Jerman Timur memiliki wartawan bernama Fett. Dalam laporan awal, Fett membenarkan Gerakan 30 September sebagai tindakan antisipasi untuk mencegah kudeta para Jenderal. Fett kemudian juga melaporkan rangkaian pembunuhan yang terjadi setelah peristiwa itu.

Media di Perancis melaporkan peristiwa 30 September 1965 dengan lebih beragam, seperti aliran politik di negeri itu. Pada 1 Oktober, harian Le Monde, yang banyak menyuarakan kelompok kiri liberal, menuliskan tentang pembunuhan di Vietnam dan Indonesia serta pecahnya komunisme dalam dua kubu. Selanjutnya, pada 2 Oktober, Le Monde melaporkan adanya Dewan Revolusi yang menyatakan sebagai otoritas tertinggi di Indonesia dan tidak diketahuinya nasib Presiden Soekarno.

L'Humanite, yang sering disebut sebagai media kelompok komunis di Perancis, melaporkan tentang Jenderal Soeharto sebagai orang kuat anti komunis dari kubu kontra Gerakan 30 September. Adapun koran Le Figaro (golongan borjuis) menyebut Soeharto sebagai anti komunis.

Media Australia, The Age dan The Sun, tidak ketinggalan melaporkan hari-hari seputar Gerakan 30 September di Indonesia. Dalam buku 1965 Indonesia and The World dijelaskan, selama November 1965-Agustus 1966, The Sun menurunkan 175 laporan tentang Indonesia terkait Gerakan 30 September dan sesudahnya. Harian The Age dalam periode yang sama menurunkan 282 laporan dengan tema serupa.

Pada awal Oktober 1965, laporan utama The Sun adalah serangan TNI AD terhadap kelompok komunis. Pada periode yang sama, militer Australia juga memerangi kelompok komunis di Vietnam selatan bersama Amerika Serikat. Kolumnis The Sun, Douglas Wilkie, menuliskan serangan kelompok mahasiswa ke kantor Soebandrio (Kementerian Luar Negeri) serta beragam gerakan anti komunis di Jawa Tengah dan Kalimantan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sikap Golkar Ingin Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar Ketimbang Jakarta Dinilai Realistis

Sikap Golkar Ingin Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar Ketimbang Jakarta Dinilai Realistis

Nasional
Masalah Haji Terus Berulang, Timwas Haji DPR Usulkan Penbentukan Pansus

Masalah Haji Terus Berulang, Timwas Haji DPR Usulkan Penbentukan Pansus

Nasional
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Diimbau Tak Lontar Jumrah Sebelum Pukul 16.00

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Diimbau Tak Lontar Jumrah Sebelum Pukul 16.00

Nasional
Wapres Ma'ruf Dorong Kegiatan Kurban Terus Dijaga, Sebut Warga Non-Muslim Ikut Berkurban di Masjid Istiqlal

Wapres Ma'ruf Dorong Kegiatan Kurban Terus Dijaga, Sebut Warga Non-Muslim Ikut Berkurban di Masjid Istiqlal

Nasional
Semarak Perayaan Idul Adha 1445 H, DPC PDIP di 38 Daerah Jatim Sembelih Hewan Kurban

Semarak Perayaan Idul Adha 1445 H, DPC PDIP di 38 Daerah Jatim Sembelih Hewan Kurban

Nasional
Pelindo Petikemas Salurkan 215 Hewan Kurban untuk Masyarakat

Pelindo Petikemas Salurkan 215 Hewan Kurban untuk Masyarakat

Nasional
Gus Muhaimin: Timwas Haji DPR Sampaikan Penyelenggaraan Haji 2024 Alami Berbagai Masalah

Gus Muhaimin: Timwas Haji DPR Sampaikan Penyelenggaraan Haji 2024 Alami Berbagai Masalah

Nasional
DPD PDI-P Usulkan Nama Anies di Pilkada Jakarta, Ganjar: Seandainya Tidak Cocok, Tak Usah Dipaksakan

DPD PDI-P Usulkan Nama Anies di Pilkada Jakarta, Ganjar: Seandainya Tidak Cocok, Tak Usah Dipaksakan

Nasional
Kolaborasi Pertamax Turbo dan Sean Gelael Berhasil Antarkan Team WRT 31 Naik Podium di Le Mans

Kolaborasi Pertamax Turbo dan Sean Gelael Berhasil Antarkan Team WRT 31 Naik Podium di Le Mans

Nasional
Dorong Pembentukan Pansus, Anggota Timwas Haji DPR RI Soroti Alih Kuota Tambahan Haji

Dorong Pembentukan Pansus, Anggota Timwas Haji DPR RI Soroti Alih Kuota Tambahan Haji

Nasional
Timwas Haji DPR Desak Pembentukan Pansus untuk Evaluasi Penyelenggaraan Haji secara Menyeluruh

Timwas Haji DPR Desak Pembentukan Pansus untuk Evaluasi Penyelenggaraan Haji secara Menyeluruh

Nasional
Puan Sebut DPR Akan Bentuk Pansus Haji, Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024

Puan Sebut DPR Akan Bentuk Pansus Haji, Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024

Nasional
Timwas Haji DPR Imbau Pemerintah Tingkatkan Kenyamanan Jemaah Haji Saat Lempar Jumrah di Mina

Timwas Haji DPR Imbau Pemerintah Tingkatkan Kenyamanan Jemaah Haji Saat Lempar Jumrah di Mina

Nasional
Sandiaga: Sekarang Ekonomi Dirasakan Berat, Harga-harga Bebani Masyarakat...

Sandiaga: Sekarang Ekonomi Dirasakan Berat, Harga-harga Bebani Masyarakat...

Nasional
Terima Keluhan Jemaah Haji, Anggota Timwas Haji DPR: Pemerintah Dinilai Abaikan Rekomendasi DPR

Terima Keluhan Jemaah Haji, Anggota Timwas Haji DPR: Pemerintah Dinilai Abaikan Rekomendasi DPR

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com