Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Haedar Nashir: Idul Adha Momentum Lawan Egoisme, Hedonisme, Primordialisme

Kompas.com - 23/09/2015, 12:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, Idul Adha merupakan momentum untuk berkurban, saling menghormati dan mengedepankan kemaslahatan umat manusia bagi kehidupan dunia dan akhirat.

"Ada tiga 'penyakit' yang harus dilawan, salah satunya dengan semangat berkurban, yaitu egoisme, hedonisme dan primordialisme," kata Haedar Nashir dihubungi di Jakarta, Rabu (23/9/2015), seperti dikutip Antara.

Haedar mengatakan, egoisme merupakan musuh utama dalam kehidupan baik sosial, berbangsa dan bernegara. Menurut dia, masih banyak pihak yang mengedepankan kepentingan pribadi dan kelompoknya dengan mengeyampingkan kepentingan rakyat.

Akibatnya, kata dia, banyak pihak yang kemudian menghalalkan segala cara untuk memenuhi kepentingan pribadi dan kelompoknya dengan merugikan kepentingan rakyat. Misalnya, dengan tindakan korupsi.

"Penyakit lainnya adalah hedonisme, yaitu larut dalam kesenangan duniawi berupa materi dan fasilitas untuk menyenangkan diri. Seseorang yang mengejar hedonisme biasanya akan menjadi egois," tutur dia.

Penyakit lain yang juga harus dilawan adalah primordialisme, yaitu mengagung-agungkan suku dan kelompok dengan memandang rendah suku atau kelompok lain.

Bila bersenyawa dengan egoisme dan hedonisme, Haedar mengatakan, primordialisme akan mengarah kepada upaya untuk mewujudkan kepentingan kelompoknya sendiri dengan merugikan kepentingan rakyat.

"Hidup itu harus memiliki nilai, yaitu altruisme. Dengan mementum Idul Adha, kita perlu menyebarluaskan semangat berkurban untuk kepentingan yang lebih besar," katanya.

Namun, Haedar menambahkan, semangat berkurban itu jangan hanya muncul pada saat Idul Adha saja, tetapi harus membekas pada perilaku-perilaku setelah Idul Adha.

"Idul Adha adalah bentuk ibadah yang jangkarnya adalah nilai-nilai ilahiah yang harus memunculkan kesadaran hati, nalar dan tindakan yang satu," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

Nasional
Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com