JAKARTA, KOMPAS.com — Berdasarkan survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI), setidaknya ada tiga alasan bagi sebagian publik yang tidak setuju jika Partai Amanat Nasional (PAN) mendukung pemerintah. Salah satunya, PAN dianggap hanya mengejar kepentingan partai.
"Publik menilai sikap PAN bergabung ke pemerintah hanya murni untuk kepentingan politik sesaat," ujar peneliti LSI, Rully Akbar, seusai memaparkan hasil survei di Kantor LSI, Jakarta Timur, Selasa (8/9/2015).
Dalam data yang diperoleh LSI, sebanyak 30,10 persen responden sepakat dengan argumentasi itu. Publik meyakini perubahan dukungan politik PAN ini karena ada bargaining politik tertentu, misalnya karena keinginan untuk mendapatkan jatah kursi menteri atau kepentingan politik lainnya.
Alasan kedua, sebanyak 15,10 persen responden menilai PAN telah merusak tradisi oposisi. Publik sebenarnya lebih menginginkan PAN tetap di luar pemerintahan agar tercipta check and balances yang sehat.
Ketiga, sebanyak 14,90 persen responden menilai PAN telah mengkhianati Koalisi Merah Putih (KMP). Padahal, KMP dibentuk pasca-Pemilu Presiden 2014 oleh partai pendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. PAN sendiri adalah salah satu penggerak KMP karena Hatta saat itu masih menjabat sebagai Ketua Umum PAN.
LSI melakukan pengumpulan data penelitian pada 4-6 September 2015. Pengumpulan data menggunakan smartphone LSI, yang dilakukan terhadap 600 responden. Dalam penelitian ini, LSI menggunakan metode multistage random sampling dengan tingkat kesalahan mencapai lebih kurang 4 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.