Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pansel Yakin Miliki Banyak Bukti Capim KPK yang Jadi Tersangka di Bareskrim

Kompas.com - 31/08/2015, 16:18 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Panitia Seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Destry Damayanti mengungkapkan pansel memutuskan tidak ambil resiko memasukkan capim KPK yang ditetapkan sebagai tersangka ke dalam delapan nama untuk diserahkan ke Presiden Joko Widodo. Pasalnya, bukti keterlibatan capim tersebut cukup banyak.

Tak hanya dari kepolisian tetapi juga dari Indonesia Corruption Watch (ICW) hingga KPK.

"Banyak (bukti). Kami sendiri sudah dapat tidak hanya dari polisi tetapi juga dari ICW lengkap sekali, KPK juga sama," ujar Destry di Istana Kepresidenan, Senin (31/8/2015).

Dengan adanya banyak bukti dari tiga institusi dan organisasi masyarakat itu, Pansel pun menyimpulkan bahwa kasus yang menjerat capim KPK itu cukup serius dan telah diusut sejak lama oleh penegak hukum. Namun, Pansel baru mendapat seluruh bahan itu pada 21 Agustus.

"Jadi kami juga tidak merasa kecolongan karena kami dapat itu sebelumnya, tetapi kami harus terus melakukan wawancara dan segala macam tes kesehatan karena itu memang dijadwalnya begitu," imbuh Destry.

Namun, saat proses penilaian dari 19 nama dikerucutkan delapan nama, capim KPK tersebut tak memenuhi sejumlah kritera yang sudah ditetapkan Pansel. Akhirnya, nama capim tersebut pun tidak masuk dalam delapan nama.

"Insya allah, delapan nama itu kita lihat benar," ujar Chief Executive Director Mandiri Institute tersebut.

Rencananya, Pansel KPK akan menyerahkan delapan nama tersebut besok, Selasa (1/9/2015) kepada Presiden Jokowi. Selanjutnya, Presiden Jokowi akan menyerahkan nama-nama itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat yang akan melakukan uji kepatutan dan kelayakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Nasional
Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Nasional
Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

Nasional
Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Nasional
PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi 'Online'

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi "Online"

Nasional
4 Bandar Besar Judi 'Online' di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

4 Bandar Besar Judi "Online" di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

Nasional
Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Nasional
Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Nasional
Ketua RT di Kasus 'Vina Cirebon' Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Ketua RT di Kasus "Vina Cirebon" Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Nasional
Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Nasional
PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

Nasional
Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Nasional
Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com