"Sekarang kita harus berkaca apakah materi orang-orang yang dikirimkan jadi dubes itu sudah memadai? Kalau belum, tentu kita harus ada upaya khusus, terutama bagi dubes non-karir. Memang ada yang cukup ahli di bidangnya, apakah dari DPR atau peneliti. Tetapi, ada juga kita lihat yang tidak memiliki background ya tentu harus kerja keras," kata peneliti bidang perkembangan politik internasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dewi Fortuna Anwar, di Jakarta, Kamis (28/8/2015).
Menurut Dewi, menjadi seorang dubes merupakan suatu kehormatan, namun juga tanggung jawab yang berat. Dalam situasi perekonomian yang sulit seperti sekarang ini, pemerintah pasti berharap banyak dari para dubes yang menjadi ujung tombak diplomasi ekonomi.
Seorang dubes, kata Dewi, harus bisa menjadi agen pemasaran yang mempromosikan Indonesia di dunia internasional. Untuk itu, seorang dubes harus memahami produk Indonesia serta memahami dinamika nasional dan regional.
"Bagaimana menempatkan Indonesia pada posisi yang tepat dalam pencaturan antar bangsa. Artinya harus memiliki pemahaman yang memadai tentang dinamika internasional. Banyak sekali tantangan bagi dubes," kata Dewi.
Profesor yang kini menjabat sebagai salah satu deputi di Sekretariat Wakil Presiden ini, mengatakan, seorang dubes bertugas untuk mencegah suatu konflik antarnegara menjadi terbuka. Dalam hubungan antarnegara, gesekan-gesekan kepentingan tidak bisa dihindari.
"Itu peranan diplomat mencegah agar konflik tidak menjurus pertikaian terbuka dan bagaimana dalam suatu negoasisi kita bisa memenangkan nego tersebut meskipun posisi kita lemah tetapi bagaimana kita bisa unjuk diri dalam negosiasi," sambung Dewi.
Ia juga mengingatkan bahwa menjadi dubes harus bisa mengikuti ritme kerja yang tinggi. Apalagi jika ditempatkan di wilayah yang banyak warga negara Indonesia, terutama WNI yang bekerja di luar negeri. Tugas yang lebih berat juga dieemban para dubes yang ditempatkan pada negara yang menjadi mitra dagang Indonesia.
"Kalau seandainya mereka dipilih, tentu tugas-tugas duta besar bukan sekadar cocktail party (pesta koktail). Itu bukan pekerjaan, orang melihat hanya glamour-nya saja," kata Dewi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.