Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andi Widjajanto Diganti, Tiga Stafnya Ikut Mundur

Kompas.com - 14/08/2015, 18:54 WIB
Sabrina Asril,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto digantikan Pramono Anung, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Bersamaan dengan kepergian Andi dari Istana Kepresidenan, tiga staf khusus yang selama ini membantunya juga mengikuti jejak Andi.

Ketiga staf khusus itu adalah Jaleswari Pramodhawardani, Makmur Keliat, dan Alexander Lay.

Perwakilan Tim Komunikasi Presiden, Teten Masduki, menjelaskan, mereka mundur lantaran posisinya yang melekat dengan Andi.

"Namanya juga staf khusus menteri. Ya menterinya ganti, masa orang itu bertahan," kata Teten di Kompleks Parlemen, Jumat (14/8/2015).

Dia menjelaskan, pengunduran diri mereka itu sekaligus menjaga etika dan memberikan keleluasaan bagi Pramono Anung untuk merekrut staf baru. Terlebih lagi, lanjut Teten, mereka diangkat melalui surat keputusan yang ditandatangani Andi saat menjadi Seskab (Sekretaris Kabinet).

"Itu (pengunduran diri) kan tidak perlu persetujuan Istana. Itu kan SK-nya Setkab (Sekretariat Kabinet)," ujar Teten.

Pada Rabu (12/8/2015) pagi, sebelum pengumuman perombakan kabinet dilakukan, Andi bersama semua stafnya memang terpantau meninggalkan Kompleks Istana setelah menggelar acara perpisahan di kantor Sekretariat Negara. Tanpa mau memberikan komentar, Andi kompak bersama dengan para stafnya itu memasuki mobil, dan langsung tancap gas meninggalkan. (Baca: Andi Widjajanto Tinggalkan Kantor Setkab Tanpa Gubris Wartawan)

Adapun Pramono Anung mulai hari ini aktif menjalani tugas sebagai Seskab. Namun, belum diketahui pasti apakah mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu akan merekrut staf baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com