Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Tunggu Vietnam Selidiki 8 WNI Perompak Kapal Malaysia

Kompas.com - 25/06/2015, 19:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia menunggu hasil penyelidikan polisi maritim Vietnam tentang delapan warga negara Indonesia yang merompak kapal Orkim Harmony asal Malaysia. Setelah proses penyelidikan oleh polisi maritim Vietnam selesai, berkasnya akan diserahkan kepada kepolisian negara tersebut.

"Prosesnya berapa lama, pihak Vietnam belum bisa memberitahukan. Penanganan selanjutnya sangat tergantung pada kriminal yang dilakukan mereka," kata Duta Besar Indonesia untuk Vietnam Mayerfas, Kamis (25/6/2015) di Jakarta.

Mayerfas mengatakan, pejabat dan staf Kedutaan Besar RI di Hanoi dan Konsulat Jenderal RI di Ho Chi Min City telah bertemu dengan delapan perompak tersebut dan memastikan bahwa mereka adalah warga negara Indonesia. Namun, hanya tiga orang yang memiliki dokumen berupa paspor dan KTP.

Dalam kasus tersebut, ada tiga negara yang sangat menunggu proses investigasi tersebut. Negara pertama adalah Vietnam karena perompak tersebut ditangkap di wilayah negara itu. Negara kedua adalah Malaysia tempat perisitiwa perompakan terjadi, dan negara ketiga adalah Indonesia karena terdapat delapan yang menjadi perompak dalam kasus itu.

"Saat ini mereka berada di Pulau Phu Quoc dalam kondisi baik dan ditempatkan di guest house polisi maritima. Kita juga sudah memberikan bantuan segala keperluan mereka," kata Mayerfas.

Selama menunggu proses penyelidikan selesai, pemerintah Indonesia belum bisa menentukan sikap terkait permintaan ekstradisi atau bantuan hukum lain. Vietnam dan Indonesia memang mempunyai perjanjian ekstradisi sejak 26 April 2015. Belum diketahui pula di mana para tersangka itu akan diadili. "Tunggu proses investigasi polisi Vietnam selesai," kata Mayerfas.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, kasus perompakan di kawasan Asia Tenggara merupakan suatu tantangan bersama bagi negara-negara anggota ASEAN. Kejahatan ini dan merupakan kriminalitas yang teroganisasi.

"Kita selalu melakukan patroli. Ada koordinasi dengan patroli negara-negara tetangga kita. Kasus kemarin melibatkan baik kapal Indonesia, kapal dari Thailand dan Vietnam," kata dia.

Kapal tanker Orkim Harmony dibajak oleh sejumlah perompak di lepas pantai Singapura, Kamis (11/6/2015). Sebanyak 22 awak kapal disekap di kapal tersebut, sebelum para perompak kabur melalui sekoci pada Kamis malam. Kedelapan WNI yang diduga membajak kapal Malaysia itu ditangkap otoritas Vietnam di Pulau Thochu, Vietnam. (Baca Verifikasi 8 WNI Perompak Kapal Malaysia Tunggu Akses Konsuler dari Vietnam)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 31 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pertimbangan Hakim Tipikor Kabulkan Eksepsi Gazalba Dinilai Mengada-ada

Pertimbangan Hakim Tipikor Kabulkan Eksepsi Gazalba Dinilai Mengada-ada

Nasional
Ceritakan Operasi Ambil Alih Saham Freeport, Jokowi: Sebentar Lagi 61 Persen

Ceritakan Operasi Ambil Alih Saham Freeport, Jokowi: Sebentar Lagi 61 Persen

Nasional
109.898 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Saudi, 17 Orang Wafat

109.898 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Saudi, 17 Orang Wafat

Nasional
Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Jokowi: Semua Sudah Dihitung...

Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Jokowi: Semua Sudah Dihitung...

Nasional
Jokowi Bakal Lihat Kemampuan Fiskal untuk Evaluasi Harga BBM pada Juni

Jokowi Bakal Lihat Kemampuan Fiskal untuk Evaluasi Harga BBM pada Juni

Nasional
Kemenag Rilis Aplikasi Kawal Haji, Sarana Berbagi Informasi Jemaah

Kemenag Rilis Aplikasi Kawal Haji, Sarana Berbagi Informasi Jemaah

Nasional
Rakernas PDI-P Banyak Kritik Pemerintah, Jokowi: Itu Internal Partai, Saya Tak Akan Komentar

Rakernas PDI-P Banyak Kritik Pemerintah, Jokowi: Itu Internal Partai, Saya Tak Akan Komentar

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Jaga Pakaian, Perilaku, dan Patuhi Aturan Lokal Saudi

Kemenag Imbau Jemaah Haji Jaga Pakaian, Perilaku, dan Patuhi Aturan Lokal Saudi

Nasional
Polemik RUU Penyiaran, Komisi I DPR Minta Pemerintah Pertimbangkan Masukan Rakyat

Polemik RUU Penyiaran, Komisi I DPR Minta Pemerintah Pertimbangkan Masukan Rakyat

Nasional
Jadi Tuan Rumah Pertemuan Organisasi Petroleum ASEAN, Pertamina Dorong Kolaborasi untuk Ketahanan Energi

Jadi Tuan Rumah Pertemuan Organisasi Petroleum ASEAN, Pertamina Dorong Kolaborasi untuk Ketahanan Energi

Nasional
Di Hadapan Jokowi, Kapolri Pilih Umbar Senyum Saat Ditanya Dugaan Penguntitan Jampidsus

Di Hadapan Jokowi, Kapolri Pilih Umbar Senyum Saat Ditanya Dugaan Penguntitan Jampidsus

Nasional
Penerapan SPBE Setjen DPR Diakui, Sekjen Indra: DPR Sudah di Jalur Benar

Penerapan SPBE Setjen DPR Diakui, Sekjen Indra: DPR Sudah di Jalur Benar

Nasional
Soal Dugaan Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Komisi III DPR Minta Kejagung dan Polri Duduk Bersama

Soal Dugaan Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Komisi III DPR Minta Kejagung dan Polri Duduk Bersama

Nasional
Ketum PBNU Minta GP Ansor Belajar dari Jokowi

Ketum PBNU Minta GP Ansor Belajar dari Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com