Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentuk Badan Cyber Nasional, Pemerintah Gelar Simposium Nasional

Kompas.com - 28/05/2015, 17:30 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Presiden Joko Widodo akan segera membentuk Badan Cyber Nasional. Namun, sebelum badan itu dibentuk, sejumlah pemangku kepentingan akan berkumpul dalam sebuah acara yang bertajuk Simposium Nasional Cyber Security (SNCS) pada 3-4 Juni 2015 di Hotel Borobudur, Jakarta.

Ketua Panitia SNCS Yono Reksoprojo mengungkapkan, pertemuan ini diadakan untuk menyatukan pikiran dari lembaga-lembaga pemerintah, perusahaan swasta, akademisi, pakar, hingga badan umum.

Diharapkan, mereka memberikan pertimbangan dan saran akan isu yang perlu difokuskan Badan Cyber Nasional sehingga bisa menjadi referensi pemerintah dalam mengambil kebijakan.

Dia menjelaskan, nantinya akan ada sejumlah planery session. Salah satunya akan menunjukkan soal kerentanan Indonesia menghadapi serangan di dunia cyber.

"Di salah satu plenary session ada sesi simulasi, apakah kita saat ini sudah punya kemampuan komprehensif dan holistik kalau ada persoalan serius. Simulasi itu akan simpulkan apakah Indonesia perlu membuat badan baru atau bentuk policy yang lebih kuat," ucap Yono dalam jumpa pers di kantor Kementerian Telekomunikasi dan Informatika, Jakarta, Kamis (28/5/2015).

Pada simposium yang pertama kali ini, tema yang akan diangkat adalah "Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melalui Sistem Cyber Security yang Komprehensif dan Holistik".

Presiden Jokowi dijadwalkan akan membuka acara ini dan dilanjutkan dengan keynote speaker dari Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM Tedjo Edhy Purdijatno dan Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil.

Lainnya, acara simposium juga menghadirkan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Kepala Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad, Jaksa Agung HM Prasetyo, dan Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti.

Tedjo menjelaskan, pesatnya perkembangan teknologi di Indonesia tidak dibarengi dengan regulasi yang memadai.

"Sekarang tidak ada yang tidak gunakan komputer sekarang, tetapi di sini belum ada yang koordinasi cyber," ucap Tedjo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com