Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yenti Nilai Pimpinan KPK Perlu Diberikan Imunitas

Kompas.com - 22/05/2015, 15:59 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Ahli pencucian uang, Yenti Garnasih, menilai pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi nantinya perlu diberikan semacam hak imunitas selama mereka menjabat. Dengan demikian, pimpinan KPK tidak bisa diproses hukum hingga masa jabatannya berakhir.

"Biarkan mereka selesai dulu bertugas, jadi ada semacam imunitas sementara untuk kasus-kasus yang terjadi sebelum dia di situ (KPK). Jangan diganggu, tetapi diselesaikan dulu, nanti baru diperhitungkan masa kedaluwarsa kasusnya. Tetapi, kalau dalam lima tahun (atau setelah selesai menjabat) melakukan kejahatan, tangkap langsung," kata Yenti saat ditemui di ruangannya di kampus Universitas Trisakti Jakarta, Jumat (22/5/2015).

Perempuan yang terpilih sebagai anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK ini berharap KPK ke depannya tidak lagi terganggu dengan masalah pimpinannya yang diproses hukum. Yenti lantas menyinggung kasus hukum yang menjerat pimpinan-pimpinan KPK pada masa lalu.

"Ada Antasari, ada Bibit Chandra, ada peristiwa Abraham Samad. Tentu kita harus lihat, belum tentu juga kesalahan komisionernya. Kalaupun kesalahannya benar itu di mana dan apa. Sebagai anggota pansel, kita harusnya sudah punya kajian pemikiran," tutur dia.

Atas dasar itu, ia mengusulkan adanya aturan semacam hak imunitas untuk pimpinan KPK selanjutnya.

Mengenai rencana kerjanya di Pansel, Yenti berjanji akan bersikap obyektif dan menunjukkan integritasnya dalam menyeleksi calon pimpinan KPK. Ia berharap Pansel bisa menghasilkan pimpinan KPK yang berintegritas dan memiliki rekam jejak yang baik.

Selain Yenti, anggota Pansel KPK lainnya adalah Destry Damayanti (ekonom, ahli moneter) sebagai ketua merangkap anggota, Enny Nurbaningsih (pakar hukum tata negara) sebagai wakil ketua merangkap anggota, dan Harkristuti Harkrisnowo (pakar hukum pidana dan HAM) sebagai anggota.

Ada pula Betti Alisjahbana (ahli teknologi informasi dan manajemen), Supra Wimbarti (ahli psikologi), Natalia Subagio (pakar pemerintahan dan birokrasi), Diani Sadiawati (ahli hukum), dan Meuthia Ganie Sadiawati (sosiolog).

Menteri Sekretaris Negara Pratikno sebelumnya mengatakan bahwa pemilihan nama-nama Pansel KPK ini berdasarkan sejumlah kriteria, yakni integritas, kompetensi, dan keberagaman keahlian dari 40 nama yang diusulkan beberapa pihak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com