Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Impor Beras Terbuka Sejak Dulu

Kompas.com - 08/05/2015, 14:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, impor beras selalu terbuka sejak dulu. Peluang impor terbuka karena dihadapkan pada kekurangan stok beras dalam periode waktu tertentu.

"Impor selalu terbuka sejak dahulu kalau ternyata produksi kita tidak bisa mencukupi cadangan nasional," kata Jusuf Kalla, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (8/5/2015).

Ia mencontohkan, jika terjadi kekurangan beras dalam menghadapi bulan puasa pada Juni mendatang, maka ada kemungkinan untuk menambah cadangan nasional beras dari mekanisme impor.

Kalla mengemukakan, pemerintah akan mengkaji hasil laporan pertanian yang diperoleh dari lapangan. "Kami akan melihat setelah akhir Mei, karena panen raya biasanya sampai Mei," kata dia.

Setelah panen raya, pemerintah akan mempertimbangkan cadangan nasional sebelum memutuskan impor atau tidak.

Tak perlu impor, jika...

Sebelumnya, peneliti Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan, Miftah Farid mengatakan, impor beras tidak perlu dilakukan pemerintah jika produksi beras dalam negeri mampu naik paling tidak sebesar lima persen dari total produksi, dan serapan pengadaan dalam negeri oleh Perum Bulog mencapai delapan persen dari total kenaikan produksi tersebut.

"Kapan impor beras akan nol, ketika produksi naik sebesar lima persen dan serapan dalam negeri oleh Bulog sebesar delapan persen," kata Miftah Farid, saat ditemui di Jakarta, Rabu (6/5/2015).

Miftah menjelaskan, berdasarkan analisis data antara variabel impor beras dengan pertumbuhan produksi, tren yang ada adalah ketika produksi naik maka impor akan mengalami penurunan, namun agar impor beras mencapai nol tersebut maka kenaikan produksi paling tidak harus sebesar lima persen.

Kenaikan produksi sebesar lima persen tersebut, terhitung dari total produksi tahun 2014, di mana produksi gabah kering giling (GKG) sebanyak 70,83 juta ton atau setara dengan beras sebanyak 44,43 juta ton.

Kenaikan produksi yang sebesar lima persen tersebut kurang lebih sebanyak 3,54 juta ton GKG atau setara dengan 2,22 juta ton beras. Dengan perhitungan tersebut, maka produksi pada tahun 2015 harus mencapai 78,34 juta ton GKG atau beras sebanyak 46,62 juta ton.

Berdasarkan sasaran produksi dari Kementerian Pertanian pada tahun 2015, produksi diharapkan naik sebesar 3,84 persen, dengan jumlah produksi GKG sebanyak 73,40 juta ton, yang setara dengan 46,14 juta ton beras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com