Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syarief Hasan Anggap Marzuki Tak Tahu Aspirasi Kader Demokrat

Kompas.com - 23/04/2015, 12:58 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan membantah tuduhan Wakil Ketua Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat Marzuki Alie soal wacana majunya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai calon Ketua Umum Demokrat.

Marzuki menyebut ada elite Demokrat yang mencari keuntungan pribadi dengan cara mendorong SBY kembali maju sebagai calon ketua umum. (baca: Marzuki: Sebaiknya Pak SBY Jadi Negarawan, Jangan Diturunkan Lagi)

Menurut Syarief, tuduhan itu menunjukkan Marzuki tidak pandai menangkap aspirasi kader di akar rumput.

"Saya bantah, berarti dia enggak tahu aspirasi kader," kata Syarief, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/4/2015). (baca: Marzuki Tagih Janji SBY)

Syarief menegaskan, SBY belum menyatakan bersedia atau menolak maju sebagai calon ketua umum Partai Demokrat dalam Kongres III yang digelar pada 11 Mei 2015, di Surabaya. Hanya, Syarief memastikan pemilik suara seluruh daerah ingin agar SBY kembali bersedia dicalonkan sebagai ketua umum.

Anggota Komisi I DPR RI itu menyatakan, derasnya dukungan untuk SBY ketahui saat berkeliling ke banyak daerah di Indonesia. Bagi Syarief, tetap terbuka peluang bagi kader lain untuk mencalonkan diri selama memenuhi ambang batas dukungan yang akan ditetapkan dalam kongres.

"Ini adalah murni aspirasi kader. Kalau dia (Marzuki) menyatakan hal lain, ya dia tidak tahu aspirasi kader. Hampir semuanya ingin SBY jadi ketum," ujarnya. (baca: Marzuki: SBY Punya Segalanya, Tak Mungkin Dilawan)

Marzuki sebelumnya mengatakan bahwa ada segelintir elite DPP Partai Demokrat yang mendorong SBY kembali maju dalam Kongres III sebagai calon ketua umum. Marzuki menilai elite Demokrat itu hanya ingin mendapat keuntungan pribadi dengan cara mendorong SBY kembali menjadi ketua umum secara aklamasi.

Marzuki yakin SBY tidak ingin kembali maju sebagai calon ketua umum. (baca: Marzuki Tak Ingin SBY seperti Pak Harto)

Ia berharap SBY memosisikan diri sebagai pengayom Partai Demokrat, dan meminta menepati janji hanya akan mengantar Demokrat selama masa transisi setelah digelarnya Kongres Luar Biasa di Bali, beberapa tahun lalu.

Bagi Marzuki, skenario politik yang dijalankan dengan cara menutup ruang bersuara kader hanya akan membawa dampak buruk dan menciptakan perpecahan di internal Demokrat. Marzuki berharap SBY memahami itu dan bisa memberikan jaminan bahwa Kongres III berjalan dengan adil, terbuka, dan demokratis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Nasional
Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Nasional
Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Nasional
Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Nasional
Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

Nasional
Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Nasional
PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

Nasional
Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Nasional
PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi 'Online' Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi "Online" Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

Nasional
KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

Nasional
KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

Nasional
Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, 'Jer Basuki Mawa Bea'

Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, "Jer Basuki Mawa Bea"

Nasional
KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

Nasional
PKS Usung Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta, Wasekjen PKB: Blunder...

PKS Usung Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta, Wasekjen PKB: Blunder...

Nasional
DPR Desak PPATK Bongkar Pihak Eksekutif-Yudikatif yang Main Judi 'Online'

DPR Desak PPATK Bongkar Pihak Eksekutif-Yudikatif yang Main Judi "Online"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com