JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan membantah tuduhan Wakil Ketua Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat Marzuki Alie soal wacana majunya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai calon Ketua Umum Demokrat.
Marzuki menyebut ada elite Demokrat yang mencari keuntungan pribadi dengan cara mendorong SBY kembali maju sebagai calon ketua umum. (baca: Marzuki: Sebaiknya Pak SBY Jadi Negarawan, Jangan Diturunkan Lagi)
Menurut Syarief, tuduhan itu menunjukkan Marzuki tidak pandai menangkap aspirasi kader di akar rumput.
"Saya bantah, berarti dia enggak tahu aspirasi kader," kata Syarief, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/4/2015). (baca: Marzuki Tagih Janji SBY)
Syarief menegaskan, SBY belum menyatakan bersedia atau menolak maju sebagai calon ketua umum Partai Demokrat dalam Kongres III yang digelar pada 11 Mei 2015, di Surabaya. Hanya, Syarief memastikan pemilik suara seluruh daerah ingin agar SBY kembali bersedia dicalonkan sebagai ketua umum.
Anggota Komisi I DPR RI itu menyatakan, derasnya dukungan untuk SBY ketahui saat berkeliling ke banyak daerah di Indonesia. Bagi Syarief, tetap terbuka peluang bagi kader lain untuk mencalonkan diri selama memenuhi ambang batas dukungan yang akan ditetapkan dalam kongres.
"Ini adalah murni aspirasi kader. Kalau dia (Marzuki) menyatakan hal lain, ya dia tidak tahu aspirasi kader. Hampir semuanya ingin SBY jadi ketum," ujarnya. (baca: Marzuki: SBY Punya Segalanya, Tak Mungkin Dilawan)
Marzuki sebelumnya mengatakan bahwa ada segelintir elite DPP Partai Demokrat yang mendorong SBY kembali maju dalam Kongres III sebagai calon ketua umum. Marzuki menilai elite Demokrat itu hanya ingin mendapat keuntungan pribadi dengan cara mendorong SBY kembali menjadi ketua umum secara aklamasi.
Marzuki yakin SBY tidak ingin kembali maju sebagai calon ketua umum. (baca: Marzuki Tak Ingin SBY seperti Pak Harto)
Ia berharap SBY memosisikan diri sebagai pengayom Partai Demokrat, dan meminta menepati janji hanya akan mengantar Demokrat selama masa transisi setelah digelarnya Kongres Luar Biasa di Bali, beberapa tahun lalu.
Bagi Marzuki, skenario politik yang dijalankan dengan cara menutup ruang bersuara kader hanya akan membawa dampak buruk dan menciptakan perpecahan di internal Demokrat. Marzuki berharap SBY memahami itu dan bisa memberikan jaminan bahwa Kongres III berjalan dengan adil, terbuka, dan demokratis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.