Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Mengaku Telah Koordinasi dengan Penyidik Inggris Terkait Kasus Direktur Pertamina

Kompas.com - 07/04/2015, 17:26 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi mengaku telah berkoordinasi dengan jaksa dari penyidik Inggris yang menangani kasus Innospec Limited, Serious Fraud Office (SFO), dalam menyelidiki perkara mantan Direktur Pengolahan Pertamina, Suroso Atmo Martoyo. KPK pun telah mengantongi sejumlah alat bukti terkait penyelidikan kasus dugaan suap pengadaan zat tambahan bahan bakar tetraethyl lead (TEL) Pertamina tahun 2004-2005.

"Satgas penyelidikan juga bekerja sama dengan SFO untuk memperoleh alat bukti terkait perkara tersebut," kata Pelaksana Tugas Kepala Biro Hukum KPK Nur Chusniah, saat membacakan tanggapan KPK atas permohonan praperadilan Suroso di PN Jakarta Selatan, Selasa (7/4/2015).

Alat bukti yang telah diperoleh KPK di antaranya adalah keterangan 35 orang terperiksa dan 414 dokumen terkait pengadaal TEL tahun 2014-2015, serta e-mail korespondensi antara PT Sugih Interjaya dan The Associated Octel Co, Ltd, yang menunjukkan adanya bukti permulaan tindak pidana yang disangkakan kepada Suroso.

"Selain itu, dokumen transaksi perbankan UOB Singapura atas rekening milik pemohon dan Willy Sebastian Lim (Direktur Sugih Interjaya) yang terdiri dari aplikasi pembukaan rekening, rekening koran, bukti transfer, serta dokumen transaksi keuangan lainnya yang menunjukkan adanya pengiriman uang dari Willy kepada pemohon," ujarnya.

Nur menambahkan, koordinasi itu dilakukan setelah KPK menerima surat dari Kementerian Hukum dan HAM Nomor AHU.AH.08.03-08 pada 11 Maret 2010 perihal Permintaan Bantuan Timbal Balik dari Pemerintah Inggris Raya. Dengan adanya surat itu, KPK memiliki legalitas untuk menindaklanjuti dan memenuhi permintaan bantuan hukum timbal balik dari Pemerintah Inggris.

Lebih lanjut, setelah ekspose pada pertengahan Setember 2011, penyelidik menemukan bukti permulaan yang menunjukkan bahwa pada 2005 terdapat aliran dana ke rekening UOB Singapura A/C Nomor 352-900-970-2 milik Suroso dari The Associated Octel melalui Willy sejumlah 190.000 dollar AS. Kemudian, pada 11 September 2008, uang tersebut dipindahkan ke rekening Suroso yang lain di UOB Singapura A/C Nomor 380-009-405-2.

Bukti permulaan lain terkait dengan adanya kejanggalan di dalam laporan keuangan dengan laporan pajak yang dilakukan PT Sugih Interjaya.

"Pada 22 September 2011, penyelidik menerbitkan LKTPK (laporan kejadian tindak pidana korupsi) dengan kesimpulan telah ditemukan bukti permulaan yang cukup tentang perbuatan tindak pidana korupsi berupa pemberian sejumlah uang yang dilakukan Innospec Ltd UJ atau yang sebelumnya dikenal dengan The Associated Octel Co, Ltd," kata Nur.

Dalam sidang sebelumnya, pengacara Suroso, Jonas M Sihaloho, menilai, KPK belum memiliki cukup bukti untuk menetapkan Suroso sebagai tersangka. Selain itu, ia beranggapan bahwa penyidikan yang dilakukan KPK batal demi hukum.

Untuk diketahui, dalam kasus ini, KPK juga menetapkan Direktur PT Sugih Interjaya Willy Sebastian Liem sebagai tersangka. Keduanya diputuskan untuk ditahan pada 2011 dan 2012, tetapi KPK baru menahan mereka pada 24 Februari 2015 atau setelah tiga tahun penetapan tersangka.

Kasus dugaan suap pada pengadaan TEL di Pertamina diduga melibatkan Innospec. PT Sugih Interjaya merupakan mitra kerja Innospec di Indonesia. Perusahaan asal Inggris itu dinyatakan bersalah di pengadilan Southwark, Crown, Inggris, pada 26 Maret 2010 sehingga dikenakan denda 12,7 juta dollar Amerika Serikat.

Dalam fakta persidangan, terungkap bahwa sejak 2000 hingga 2005, Innospec melalui PT Sugih Interjaya menyuap dua mantan pejabat di Indonesia, yakni Suroso dan mantan Dirjen Minyak dan Gas, Rahmat Sudibyo.

Suap tersebut dilakukan agar TEL tetap digunakan dalam bensin produksi Pertamina. Padahal, penggunaan bahan bakar bensin bertimbal itu tidak diperbolehkan lagi di Eropa dan Amerika Serikat karena dianggap membahayakan kesehatan dan lingkungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kantor Presiden di IKN Bisa Digunakan Jokowi Pada Juli

Kantor Presiden di IKN Bisa Digunakan Jokowi Pada Juli

Nasional
Data di 282 Layanan Kementerian/Lembaga Hilang Imbas Peretasan PDN, Hanya 44 yang Punya 'Back Up'

Data di 282 Layanan Kementerian/Lembaga Hilang Imbas Peretasan PDN, Hanya 44 yang Punya "Back Up"

Nasional
Bansos Presiden Pun Dikorupsi, Negara Rugi Rp 125 M

Bansos Presiden Pun Dikorupsi, Negara Rugi Rp 125 M

Nasional
Saat PPATK Ungkap 1.000 Lebih Anggota Dewan Main Judi Online

Saat PPATK Ungkap 1.000 Lebih Anggota Dewan Main Judi Online

Nasional
Hari Ini, Emirsyah Satar Jalani Sidang Tuntutan Pengadaan Pesawat di Maskapai Garuda

Hari Ini, Emirsyah Satar Jalani Sidang Tuntutan Pengadaan Pesawat di Maskapai Garuda

Nasional
Hari Ini, Sosok yang Ancam 'Buldozer' Kemenkominfo Jalani Sidang Vonis Perkara BTS 4G

Hari Ini, Sosok yang Ancam "Buldozer" Kemenkominfo Jalani Sidang Vonis Perkara BTS 4G

Nasional
Pakar IT Sebut Pemblokiran Tak Efektif Tuntaskan Persoalan Judi Online

Pakar IT Sebut Pemblokiran Tak Efektif Tuntaskan Persoalan Judi Online

Nasional
Basmi Judi Online: Urgen Penindakan, Bukan Pencegahan

Basmi Judi Online: Urgen Penindakan, Bukan Pencegahan

Nasional
Ungkap Alasan Ingin Maju Pilkada Jakarta, Sudirman Said Mengaku Dapat Tawaran dari Sejumlah Partai

Ungkap Alasan Ingin Maju Pilkada Jakarta, Sudirman Said Mengaku Dapat Tawaran dari Sejumlah Partai

Nasional
Respons PDI-P, Nasdem, dan PKB Usai Duet Anies-Sohibul Iman Diumumkan

Respons PDI-P, Nasdem, dan PKB Usai Duet Anies-Sohibul Iman Diumumkan

Nasional
Sudirman Said Mengaku Ingin Maju Pilkada Jakarta Bukan untuk Jegal Anies

Sudirman Said Mengaku Ingin Maju Pilkada Jakarta Bukan untuk Jegal Anies

Nasional
Peretasan Data Bais TNI, Kekhawatiran Bocornya Hal Teknis dan Operasi

Peretasan Data Bais TNI, Kekhawatiran Bocornya Hal Teknis dan Operasi

Nasional
Momen Jokowi Sapa Warga hingga Minum Es Teh di Mal Kota Palangkaraya

Momen Jokowi Sapa Warga hingga Minum Es Teh di Mal Kota Palangkaraya

Nasional
Gagal Lawan Peretas PDN, Pemerintah Pasrah Kehilangan Data Berharga

Gagal Lawan Peretas PDN, Pemerintah Pasrah Kehilangan Data Berharga

Nasional
Komisi III Minta Satgas Ambil Langkah Konkret Perangi Judi 'Online'

Komisi III Minta Satgas Ambil Langkah Konkret Perangi Judi "Online"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com