Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Begini Caranya Ciptakan Ketahanan Pangan Nasional

Kompas.com - 07/04/2015, 11:30 WIB
advertorial

Penulis


Kita semua pasti setuju pangan merupakan satu dari tiga kebutuhan pokok manusia selain sandang dan papan. Kebutuhan tersebut sangat mendasar hingga mustahil manusia bisa bertahan hidup tanpa makan. Sebuah penelitian bahkan menyebutkan, tanpa asupan makan, manusia hanya mampu bertahan hidup selama 8 minggu.

Itu sebabnya, saat harga pangan melonjak seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, masyarakat Indonesia menjerit. Bagaimana tidak, kelangsungan hidup mereka terancam karena harga bahan pangan yang sulit dijangkau.

Padahal, sebenarnya hal tersebut bisa dihindari dengan memperkuat ketahanan pangan nasional. Ketua Badan Sosialisasi MPR RI Edy Prabowo menjelaskan, ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk melakukan hal tersebut, yaitu pemberian bantuan pupuk dan alat pertanian kepada petani, memaksimalkan produksi lahan pertanian, serta memberdayakan penyuluh pertanian.

"Sebenarnya hal ini sudah dilakukan pemerintah. Tapi realitanya masih banyak kekurangan. Contohnya penyuluh pertanian yang masih sangat sedikit. Padahal itu adalah salah satu kunci keberhasilan pertanian kita," ungkap Edy dalam diskusi "Pelemahan Nilai Rupiah dan Implikasinya terhadap Ketahanan Pangan".

Bersama Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas, siang itu, Senin (6/4/2015), Edy optimistis ketahanan pangan nasional bisa melahirkan penguatan nilai tukar rupiah. Apalagi mengingat Indonesia mengalami pelemahan yang terkecil terhadap dolar Amerika jika dibandingkan negara lain di ASEAN, yakni hanya sebesar 0.7.

"Bukannya sombong dan menganggap sepele. Tapi ini sebenarnya catatan untuk bangkit. Caranya tidak sulit, sudah ada di depan mata. Tinggal kita kelola dengan benar," ungkapnya dalam diskusi yang dilangsungkan di Press Room Komplek Gedung MPR/ DPR/ DPRD, Senayan, Jakarta Pusat.

Tidak cukup sampai di situ, lembaga yang tegas dalam mengelola impor bahan pangan juga diperlukan demi terciptanya ketahanan pangan nasional. Dengan begitu, kata Edy, pemerintah bisa menghindari impor bahan pangan yang kurang diperlukan. Contohnya pembatalan impor beras beberapa waktu lalu yang membuat negara berhemat hingga Rp 4.5 triliun.

Ada satu hal lagi yang menjadi catatan Edy agar ketahanan pangan nasional tercapai, yakni menciptakan kemandirian petani. Banyaknya mafia yang menguasai petani membuat petani tidak mampu mengelola lahannya sendiri.

"Meski produksi beras kita 100 ton pertahun, tapi kalau masih banyak mafia yang menguasai petani, mustahil ketahanan pangan kita akan tercapai," kata Edy yang diamini oleh Dwi Andreas.
Dalam diskusi yang menyedot perhatian wartawan siang hari itu, Edy mengatakan pemerintah akan terus berusaha dalam menicptakan ketahanan pangan nasional. Apalagi mengingat Menteri Pertanian dan Komisi IV DPR benar-benar serius dalam menyelesaikan hal ini.

"Negara kita masih punya banyak kekurangan. Maka mari sama-sama kita bangun," kata Edy yang diamini peserta diskusi siang itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Nasional
Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Nasional
Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Nasional
Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com