Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alutsista Diarahkan untuk Kemanusiaan

Kompas.com - 19/03/2015, 15:10 WIB


LANGKAWI, KOMPAS
- Kementerian Pertahanan mengutamakan pembelian alat utama sistem persenjataan juga bisa optimal dimanfaatkan untuk keperluan kemanusiaan. Alasannya, ke depan tantangan menghadapi persoalan kemanusiaan justru lebih banyak ketimbang perang.

"Saya lebih condong untuk keperluan kemanusiaan, misalnya pesawat yang kita beli juga bisa untuk membantu jika terjadi bencana alam dan lainnya. Itu yang paling penting. Lah, kan, enggak ada perang lagi, perang sama siapa?" kata Menteri Pertahanan dan Keamanan Ryamizard Ryacudu saat mengunjungi Pameran Internasional Maritim dan Dirgantara (Langkawi International Maritim and Aerospace) di Langkawi, Malaysia, seperti dilaporkan wartawan Kompas, M Fajar Marta, Rabu (18/3/2015).

Dalam pameran tersebut, Ryamizard mengunjungi sejumlah stan produsen alutsista, salah satunya Saab Group dari Swedia yang memproduksi pesawat Gripen.

Pemerintah saat ini berencana membeli alutsista berupa pesawat tempur untuk menggantikan F-5E/F Tiger buatan Northrop Corporation Amerika Serikat yang habis masa pakainya. Beberapa jenis pesawat tengah dipertimbangkan menjadi peng- ganti F-5E, antara lain F-16 blok 60 dari Lockheed Martin, Gripen E/F dari Saab, Sukhoi Su-35, dan Typhoon dari Eurofighter.

Saat ditanya jenis pesawat apa yang akan dibeli, Ryamizard mengatakan, pihaknya masih menimbang-nimbang jenis pesawat yang sesuai dengan kebutuhan Indonesia. Namun, ia menegaskan kriteria utamanya adalah yang bisa optimal untuk keperluan kemanusiaan dan ada komitmen penuh untuk transfer teknologi.

Jadi, pemerintah tidak semata membeli pesawat yang memiliki kemampuan tempur hebat, namun kurang optimal dipakai untuk keperluan kemanusiaan.

Berdasarkan UU Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, spesifikasi yang harus dipenuhi dalam pembelian alutsista antara lain, ada transfer teknologi, penggunaan konten lokal, imbal dagang, dan kompensasi yang nilainya 35 persen dari harga persenjataan yang dibeli.

Dalam pameran tersebut, Ryamizard juga sempat melihat-lihat replika kapal perang buatan PT Lundin, Banyuwangi, Jawa Timur. PT Lundin merupakan perusahaan lokal yang berafiliasi dengan Saab Group.

Menurut Lisa Lundin, Direktur PT Lundin, pihaknya kini tengah mengembangkan kapal cepat rudal Trimaran, yang diluncurkan tahun depan. PT Lundin sejauh ini juga memasok kapal untuk kebutuhan Indonesia.

Wakil Presiden dan Kepala Bagian Sistem Pengawasaan Udara Saab Group Lars Tossman mengatakan, pihaknya siap melakukan alih teknologi penuh jika Pemerintah Indonesia membeli pesawat Gripen. Saab Group juga berkomitmen menyelesaikan produksi Gripen generasi terbaru pada 2018 jika Pemerintah Indonesia menginginkannya.

Menurut Tossman, keunggulan utama Gripen adalah multifungsi serta sangat efisien dalam hal biaya perawatan dan operasionalnya. Sebagai contoh, biaya operasi Gripen JAS 39, yang merupakan pesawat tempur ringan bermesin tunggal sekitar 7.500 dollar AS per jam atau sekitar Rp 97,5 juta per jam (Kompas, 11/3). Biaya ini jauh lebih rendah dibandingkan pesawat tempur lainnya.

Selain Gripen, Saab Group juga serius menawarkan berbagai sistem radar, antara lain radar Erieye yang bisa dipasang di atas platform pesawat udara. Menurut Tossman, radar Erieye bisa mendeteksi berbagai obyek yang ada di permukaan hingga 200 mil laut (370 kilometer).

* Artikel ini sebelumnya tayang di Harian Kompas edisi Kamis (19/3/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com